“KBRI Islamabad telah berkoordinasi dengan otoritas setempat, tidak ada korban WNI dalam serangan bom bunuh diri di Peshawar,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha melalui pesan singkat, Rabu.
Ledakan di masjid, yang penuh dengan jamaah, itu terjadi di kawasan Police Lines dan menewaskan 100 orang, yang 97 di antaranya adalah polisi.
Serangan itu terjadi di tengah aksi kekerasan yang meningkat terhadap polisi.
Sedikitnya 170 orang juga terluka dalam ledakan tersebut, yang menghancurkan lantai atas masjid, ketika ratusan orang tengah melaksanakan shalat Zuhur.
Pihak berwenang mengatakan mereka tidak tahu bagaimana pelaku bisa melewati pemeriksaan militer dan polisi di kawasan itu, yang menjadi kompleks perumahan anggota polisi dan keluarganya sejak zaman kolonial.
Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengatakan pelaku berada di barisan shalat paling depan ketika dia meledakkan bom.
Insiden itu menjadi serangan yang paling banyak menjatuhkan korban jiwa di Peshawar sejak dua pengebom bunuh diri beraksi di Gereja All Saints pada September 2013.
Peshawar berada di tepi wilayah suku Pashtun dan mengalami banyak aksi kekerasan selama dua dasawarsa terakhir.
Kelompok militan paling aktif di wilayah itu adalah Taliban Pakistan, yang juga disebut Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
Belum ada kelompok yang secara resmi mengaku berada di belakang serangan itu, tetapi Menteri Dalam Negeri Pakistan Rana Sanaullah mengatakan kelompok pecahan TTP, yang disebut Khurasani, telah mengatakan bertanggung jawab.
Baca juga: Indonesia kutuk serangan di Peshawar yang tewaskan puluhan orang
Baca juga: Warga Pakistan cari kerabat di RS usai ledakan bom di masjid Peshawar
Korban tewas bom bunuh diri di masjid Kota Peshawar capai 100 orang
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023