Tokyo (ANTARA) - Sejumlah dukungan untuk penanganan dampak COVID-19 berhasil membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Jepang melewati perlambatan ekonomi saat pandemi.

“Sejak 2020, Badan UKM Jepang menyediakan beberapa dukungan yang terdiri atas program subsidi dan program dukungan keuangan,” kata Direktur Lembaga Kerja Sama Internasional Badan UKM Jepang Go Watanabe kepada ANTARA di Tokyo, Selasa petang.

Menurut Watanabe, untuk subsidi, pemerintah menyediakan lima program yakni subsidi berkelanjutan pada Mei 2020 sebesar 5,5 triliun Yen, subsidi bantuan sewa pada Juli 2020 sekitar 900 miliar Yen, subsidi dukungan sementara sebesar 222 miliar Yen.

Kemudian subsidi dukungan bulanan sebesar 340 miliar Yen pada Juni 2021, dan subsidi dukungan pemulihan bisnis sekitar 1,7 triliun Yen pada Januari 2022.

Selain itu, pemerintah Negeri Sakura itu juga menyediakan program dukungan keuangan yang dikenal sebagai "zero-zero loan".

Watanabe menjelaskan dukungan keuangan yang bebas bunga dan tanpa jaminan tersebut terdiri atas pembiayaan oleh institusi keuangan terafiliasi pemerintah, dukungan rekapitalisasi dan pembiayaan modal, serta dukungan pembiayaan untuk mendorong perbaikan maupun restrukturisasi bisnis.

“Dengan adanya bantuan itu, jumlah (UKM yang mengalami) kebangkrutan menurun,” tambah Watanabe.

Menurut data Penelitian Tokyo Shoko Research dalam Laporan Bulanan Kebangkrutan, pada 2020 rata-rata 648 usaha bangkrut per bulan, kemudian pada 2021, jumlahnya turun menjadi 503 usaha per bulan.

Pemulihan UKM menurut kategori industri juga terlihat pada 2022.

Data dari institusi itu juga menunjukkan pemulihan atas penurunan penjualan di atas 50 persen pada 2022 bila dibanding 2020.

“Jika berdasarkan kategori industri, mulai banyak penjualannya yang pulih pada 2022 dibanding pada 2020, kendati belum pulih sepenuhnya,” kata Watanabe.

Dari delapan kategori industri, terdapat tiga industri yang mengalami pemulihan terbesar dari penurunan penjualan di atas 50 persen yakni industri jasa dan akomodasi, perdagangan retail, dan industri jasa lain.

Penurunan penjualan industri jasa dan akomodasi pada 2020 tercatat sekitar 82,1 persen dibandingkan dengan 2019, sedangkan pada 2022 jumlahnya turun jadi 10,0 persen.

Kemudian industri perdagangan retail juga mengalami pemulihan penurunan penjualan dari 32,7 persen pada 2020 menjadi 4,9 persen di 2022.

Selain itu, industri jasa lain pun mengalami pemulihan pada 2022 menjadi 20,7 persen dari 45,6 persen pada 2020.

“Oleh karena itu, bantuan pemerintah amat penting dalam membantu UKM melewati pandemi,” kata Watanabe menambahkan.

Baca juga: Panel kesehatan Jepang setuju turunkan kategori COVID-19
Baca juga: Jepang bukukan rekor surplus transaksi berjalan untuk November

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2023