Upaya menjalin imbal dagang dapat dilakukan termasuk dengan Jepang yang merupakan pasar ekspor tradisional bagi Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia membangun proyek rintisan (pilot project) kerja sama imbal dagang dengan Jepang dalam upaya meningkatkan perekonomian kedua negara.

Menurut Zulkifli, skema imbal dagang perlu didorong sebagai alternatif dalam meningkatkan perdagangan antara dua negara sekaligus menghemat devisa negara. Seremoni penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama skema imbal dagang business-to-business (b-to-b) dengan Jepang dilaksanakan di Jakarta, Selasa (31/1).

"Upaya menjalin imbal dagang dapat dilakukan termasuk dengan Jepang yang merupakan pasar ekspor tradisional bagi Indonesia. Semoga penandatanganan MoU imbal dagang ini dapat menggenjot ekspor Indonesia ke Jepang dan realisasinya dapat segera diimplementasikan tahun ini," kata Zulkifli dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Kemendag fasilitasi imbal dagang dengan Meksiko

Sebagai proyek rintisan kerja sama imbal dagang dengan Jepang, Indonesia akan mengekspor pupuk NPK, cangkang sawit, ban, kobalt, tembaga, dan nikel. Sedangkan, Jepang menawarkan alat berat dan mesin-mesin, bus/truk elektrik, besi baja, dan beras Jepang. Potensi transaksi imbal dagang b-to-b Indonesia dengan Jepang ini diperkirakan senilai 50 juta dolar AS.

Penandatanganan MoU ini merupakan tindak lanjut dari penjajakan kerja sama imbal dagang yang telah dilakukan sejak tahun lalu. MoU ini merupakan batu loncatan sekaligus tonggak kerja sama yang lebih baik di masa mendatang antara Indonesia dan Jepang.

Tidak hanya meningkatkan hubungan dan kerja sama perdagangan bilateral kedua negara ke langkah selanjutnya, hal ini juga dapat berkontribusi untuk mendorong perdagangan dalam rantai nilai global dan membantu memulihkan ekonomi dunia akibat pandemi COVID-19.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Badan Pelaksana (BP) di kedua negara. BP Indonesia diwakili Direktur Utama PT. Trade Barter Indonesia (PT TBI) Hendra Hartono dan BP Jepang diwakili Wakil Konsul Kehormatan RI di Jepang Hideki Takizawa. Hideki Takizawa mewakili Direktur Utama Kanzai Corporation Toshiyuki Horiuchi.

Seremoni penandatanganan MoU difasilitasi Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI di Jepang.

Berdasarkan data statistik, Jepang merupakan negara tujuan ekspor dan impor ketiga bagi Indonesia. Pada periode Januari-November 2022, total perdagangan Indonesia-Jepang mencapai 38,22 miliar dolar AS atau meningkat 30,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 29,32 miliar dolar AS.

Pada periode Januari-November 2022 tersebut, ekspor Indonesia ke Jepang senilai 22,55 miliar dolar AS, impor 15,67 miliar dolar AS dan surplus 6,88 miliar dolar AS bagi Indonesia.

Sejak 2021, Kementerian Perdagangan secara intensif menjajaki kerja sama skema imbal dagang b-to-b ke lebih dari 40 negara di dunia. Negara-negara mitra memberi respons positif untuk melakukan pembahasan teknis lebih lanjut.

Saat ini, Indonesia telah berhasil menandatangani satu kontrak, sembilan MoU, dan lima Letter of Intent (LoI) kerja sama imbal dagang b-to-b yang dilakukan Indonesia dengan beberapa negara mitra.

BP yang berperan melakukan penjajakan imbal dagang b-to-b tersebut adalah PT TBI yang telah menandatangani MoU dengan Tiongkok dan Filipina, serta LoI dengan lima negara mitra yaitu Arab Saudi, Korea Selatan, Ghana, Jepang, dan Nigeria. BP kedua adalah PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) yang telah menandatangani kontrak dengan Meksiko dan MoU dengan enam negara yaitu Rusia, Jerman, Belanda, Turki, Hongaria, dan Filipina.

Baca juga: Kemendag fasilitasi MoU imbal dagang dengan perusahaan asal Belanda

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023