Jakarta (ANTARA) - Pemerintah RI membangun fasilitas Center of Excellence di wilayah timur Indonesia yang difungsikan untuk menanggulangi masalah penyakit katastropik yang menelan banyak korban jiwa.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa sore, mengatakan fasilitas tersebut didirikan di wilayah timur yang berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan.
Proses pembangunan ditandai dengan peletakan batu pertama atau ground breaking pengerjaan fisik dan bangunan rumah sakit hari ini.
Ia mengatakan, pembangunan RS UPT Vertikal itu disiapkan untuk memberikan layanan spesialistik dan sub-spesialistik terhadap tiga penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia yakni kanker, stroke, dan jantung.
Baca juga: Pemerintah bantu penuhi kebutuhan alat kesehatan di rumah sakit daerah
Baca juga: RSUD Kanjuruhan miliki instalasi dialisis untuk penyakit katastropik
Fasilitas tersebut merupakan kali kedua diwujudkan pemerintah, setelah sebelumnya fasilitas serupa dibangun rumah sakit yang sama di Surabaya, Jawa Timur pada November 2022.
“Rumah Sakit Vertikal Otak, Jantung, Kanker (OJK) ini dibangun bukan hanya untuk Kota Makassar, Sulawesi Selatan saja, tapi jadi pusat pelayanan rumah sakit dengan kualitas paling baik untuk Indonesia timur," ujarnya.
Pembangunan rumah sakit tersebut merupakan upaya Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan pilar kedua transformasi kesehatan, dengan meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Fakta di lapangan, kata Budi, antrean layanan operasi untuk penyakit jantung, stroke, dan kanker di RS Jantung Harapan Kita sebagai RS Rujukan jantung, Dharmais sebagai RS Rujukan Kanker, RS PON sebagai rujukan nasional stroke bisa mencapai enam sampai 8 bulan.
Akibatnya, setiap tahun lebih dari 600 ribu masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri, menghabiskan biaya sebesar 6 miliar US Dolar atau setara Rp100 triliun.
Fakta lainnya, hingga tahun 2022 baru sebanyak 55 kabupaten/kota di Indonesia yang bisa melakukan tindakan pemasangan ring jantung.
Menurut Budi, kondisi itu hanya dapat diatasi dengan pemenuhan rumah sakit dengan layanan berkualitas dan pemenuhan tenaga kesehatan.
Untuk itu, fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana di RS UPT vertikal akan dimaksimalkan sesuai standar Internasional.
"Tujuannya agar pasien merasa aman dan nyaman selama berobat, sehingga mereka tidak perlu lagi berobat ke luar negeri. Cukup berobat di Indonesia saja, khususnya untuk masyarakat Indonesia di wilayah timur," ujarnya.
Dalam acara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman bersyukur atas inisiatif pemerintah pusat dalam membangun rumah sakit vertikal penyakit katastropik untuk wilayah timur di Kota Makassar.
Sebagai salah satu wujud komitmen dari pemerintah daerah, pihaknya menghibahkan lahan seluas 6,2 hektare untuk pembangunan rumah sakit.
“Saya serahkan lahan tahun lalu untuk pemerintah, karena pembangunannya untuk masyarakat banyak. Dibangun di lahan emas hasil reklamasi di Center Point of Indonesia (CPI)," ujarnya.
Berdasarkan laporan Plt. Sekretaris Ditjen Pelayanan Kesehatan Sunarto, rumah sakit dibangun di lahan seluas 6,2 hektare di Jalan Metro Tanjung Bunga Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Bangunan RS terdiri atas tiga unit gedung, yang diperuntukkan sesuai kekhususan pelayanan, yaitu Gedung Jantung, Otak dan Kanker. Selain itu, untuk menunjang pelayanan diagnostik dan penelitian dilengkapi satu Gedung Podium.
Dibangun secara multi years, rumah sakit itu direncanakan selesai dibangun dalam kurun waktu 600 hari, dan akan diresmikan pada bulan keenam 2024.
Total berisikan 768 tempat tidur, terdiri atas 226 unit untuk pelayanan jantung, 268 unit untuk pelayanan otak, dan 274 unit untuk pelayanan kanker.
Bangunan RS juga dilengkapi dengan 16 ruang operasi, tujuh cathlab, 95 tempat tidur perawatan intensif, serta fasilitas radioterapi dan kedokteran nuklir.
“Kami juga sudah mempertimbangkan rumah singgah untuk pasien yang akan dibangun sebanyak 48 tempat tidur," katanya.
Pembangunan RS juga mengusung konsep smart hospital, serta menghadirkan layanan teknologi canggih seperti Immunotherapy dan Chemotherapy, Brain Check-up, Cathlab, CT-Scan, Nitro CryoSurgery, MRI 1,5 & 3 Tesla, Nuclear Medicine : SPECT-CT & Hotlab, PET Scan & Hotlab, Lab. RIA, RIRA, Cyclotron, Radiotherapy Linac - Cyberknife, Robotic Surgery, Transplantasi, serta Stem Cell/Cell Cure.
Khusus untuk pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pelayanan di rumah sakit, diharapkan dapat terpenuhi 80--90 persen dari tenaga kesehatan lokal wilayah timur.*
Baca juga: Kemenkes perbanyak prodi spesialis untuk pemerataan dokter bedah
Baca juga: Rp30 triliun dialokasikan Kemenkes untuk alat non-bedah katastropik
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023