Jakarta (ANTARA) - Bupati Kepulauan Seribu Junaedi bersama Satuan Perangkat Daerah (SKPD) dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) terkait memeriksa data keluarga penerima program bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di RW 01 Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara.

"Hari ini kami bersama pejabat di lingkungan kabupaten dan para ASN turun ke RW untuk mendata warga, mendata Kartu Keluarga (KK) dan untuk mengecek bantuan yang diberikan oleh Pemerintah DKI kepada masyarakat yang tidak mampu," ujar Junaedi di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara, Selasa.

Junaedi menyampaikan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah meluncurkan berbagai bantuan untuk warganya, seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), Bantuan Pangan Murah, Bantuan Lansia dan lain sebagainya.

"Jadi kami turun ke lapangan langsung mendata, mengecek apakah orang-orang dengan kriteria tersebut sudah mendapatkan bantuan. Tujuannya agar tepat sasaran kepada orang yang benar-benar menerima," kata Junaedi.

Menurut Junaedi, upaya itu mesti dilakukan sendiri oleh bupati langsung karena selama ini Kabupaten Kepulauan Seribu kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk memverifikasi data.

Baca juga: Ribuan warga Kepulauan Seribu dapat pangan murah dari Pemprov DKI

Baca juga: 1.642 paket bansos Pemprov DKI disalurkan di Pulau Panggang

Junaedi memverifikasi jumlah rumah yang sudah terdata dan mendapatkan bantuan, termasuk juga mendata jumlah rumah dan kepala keluarga yang ada di dalam satu rumah.

"Kita cek di satu rumah itu ada yang memiliki dua Kepala Keluarga (KK), tapi tidak ada yang tiga KK di Pulau Panggang," katanya.

Selain mendata penerima bantuan, Junaedi pada kesempatan tersebut juga mengecek prevalensi tengkes atau stunting yang ada di Kepulauan Seribu. Dalam hal ini di Kelurahan Pulau Panggang.

Hasil dari turun ke lapangan, ada anak yang normal yang pertumbuhannya tidak sesuai itu dikategorikan stunting.

"Padahal stunting itu anak yang bodoh yang tidak memiliki daya pikir, tidak pandai berbicara, bukan berdasarkan tinggi badan atau postur tubuh si anak," katanya.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023