Mulai 2022, sesuai ketentuan KLHK, kendaraan yang diproduksi di Indonesia harus sudah memenuhi standarisasi Euro 4 termasuk dari sisi bahan bakar dan emisi buangnya
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi berharap implementasi penggunaan Biodiesel 35 (B35) sejalan dengan ketentuan Euro 4 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Mulai 2022, sesuai ketentuan KLHK, kendaraan yang diproduksi di Indonesia harus sudah memenuhi standarisasi Euro 4 termasuk dari sisi bahan bakar dan emisi buangnya,” katanya dalam Talkshow “Implementasi B35” di Jakarta, Selasa.
Ia mengharapkan pengembangan produksi B35 ke depan yang saat ini belum memenuhi standar Euro 4 tersebut, apalagi ia memperkirakan rata-rata setiap tahun 230 ribu sampai 300 ribu kendaraan berbahan bakar diesel atau solar terjual di Indonesia.
“Maka dalam 5 sampai 6 tahun, sebanyak sekitar 3 juta kendaraan berbahan bakar solar, yang seharusnya diganti dengan B35, akan perlu menerapkan standar Euro 4,” katanya.
Saat ini, rata-rata setiap tahun 23 persen dari 1,05 juta kendaraan yang terjual di Indonesia berbahan bakar solar dimana unit yang telah beroperasi di lapangan mencapai 5 juta kendaraan.
Selain belum memenuhi standar Euro 4, menurutnya negara-negara lain saat ini baru menerapkan B10, sehingga prinsipal pabrikan otomotif sempat enggan memberikan jaminan kepada Indonesia, yang ujungnya berpotensi merugikan konsumen.
Meskipun demikian, ia mengakui penerapan B35 sudah lulus uji coba yang menunjukkan bahwa kendaraan dengan B35 bisa dioperasikan di wilayah dingin sekalipun, tetapi kandungan airnya tetap perlu dikontrol.
“Dengan kandungan air yang berpotensi ada di bahan bakar B35, otomatis servis kendaraannya perlu dipikir secara detail, misalnya apakah perlu pengurasan dan lainnya,” katanya.
Baca juga: Kemenko Ekonomi sebut program B35 serap 13,15 juta kiloliter biodiesel
Baca juga: Implementasi biodiesel dorong bisnis sawit berkelanjutan
Baca juga: Kementerian ESDM optimis B35 berdampak positif untuk ekonomi domestik
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023