Jakarta (ANTARA News) - Menkeu Sri Mulyani Indrawati menegaskan stabilitas nilai tukar rupiah mempunyai peran penting bagi pencapaian sasaran inflasi 2007 dan perkembangan suku bunga perbankan. "Dalam tahun 2007 dengan terjaganya stabilitas nilai rupiah, dan terjaminnya pasokan dan lancarnya arus distribusi kebutuhan bahan pokok yang didukung oleh kebijakan `administered price`, maka laju inflasi dapat ditekan pada kisaran enam persen plus minus satu persen atau lebih rendah dari perkiraan laju inflasi pada 2006 sebesar delapan persen," katanya saat Rapat Kerja dengan DPR di Jakarta, Senin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin pagi (15/5), merosot tajam menjadi Rp8.900/8.905 per dolar AS (pukul 09.30 WIB) dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp8.720/8.725 atau turun 180 poin, karena pelaku aktif melepas rupiah. Ia mengemukakan arah kebijakan moneter tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas harga dalam rangka mencapai sasaran jangka menengah yang telah ditetapkan. "Arah kebijakan tersebut diimplementasikan dalam kebijakan penentuan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) sebagai referensi utama signal dan sasaran operasional kebijakan moneter," katanya. Menurut Menkeu, perubahan BI Rate menunjukkan komitmen dan penilaian Bank Indonesia terhadap prakiraan inflasi ke depan dibanding sasaran inflasi yang ditetapkan. Pemerintah hinga akhir 2008 menargetkan inflasi pada sasaran delapan persen. Sri Mulyani juga mengatakan arah kebijakan moneter harus ditopang oleh kebijakan untuk meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi volatilitas nilai tukar dan pasar valas domestik, dengan tetap memberikan ruang gerak penyesuaian nilai tukar rupiah yang searah dengan kondisi keseimbangan eksternal. (*)
Copyright © ANTARA 2006