Hari ini rupiah kemungkinan masih berkonsolidasi di kisaran yang sempit
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi turun menjelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang akan membahas kebijakan moneternya.
Kurs rupiah pada Selasa pagi dibuka merosot 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp15.003 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.970 per dolar AS.
"Hari ini rupiah kemungkinan masih berkonsolidasi di kisaran yang sempit," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ariston mengatakan pergerakan tipis rupiah pada Senin (30/1/2023) menunjukkan pasar masih berkonsolidasi menghadapi pengumuman hasil rapat moneter The Fed yang akan dirilis pada 2 Februari 2023 dini hari.
Menurut dia, pasar menunggu pernyataan terbaru dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell terkait kebijakan moneternya ke depan.
Powell bisa jadi akan kembali menegaskan sikap The Fed yang tetap mempertahankan suku bunga tinggi untuk menekan inflasi AS.
"Pernyataan yang sangat hawkish atau mengindikasikan kenaikan suku bunga lagi bisa mendorong kembali penguatan dolar AS," ujarnya.
Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), sehari sebelum bank sentral AS, Federal Reserve, akan memulai pertemuan kebijakan dua hari, sementara euro didorong oleh data inflasi tinggi yang tidak terduga menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (2/2).
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,35 persen menjadi 102,2850 ketika para pelaku pasar menunggu serangkaian pertemuan kebijakan bank-bank sentral utama dan para investor memperkirakan kemungkinan bahwa The Fed mendekati akhir siklus pengetatannya.
Investor yakin Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu (1/2/2023), diikuti sehari setelahnya dengan kenaikan setengah poin dari Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Eropa (ECB), dan setiap penyimpangan dari perkiraan tersebut akan menjadi kejutan nyata.
Di sisi lain, Ariston menuturkan penguatan rupiah bisa terbantu oleh mulai menggeliatnya perekonomian China. Pagi ini survei aktivitas manufaktur dan non manufaktur China bulan Januari 2023 menunjukkan aktivitas yang bertumbuh, berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya yang menunjukkan kontraksi.
"Ini selaras dengan ekspektasi pasar sebelumnya bahwa potensi resesi perekonomian global mungkin tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya," tuturnya.
Perjalanan liburan Tahun Baru Imlek di China melonjak 74 persen dari tahun lalu setelah pihak berwenang membatalkan pembatasan perjalanan akibat COVID-19, lapor media pemerintah pada Sabtu (28/1/2023).
Ariston memperkirakan pergerakan rupiah hari ini ke arah Rp14.940 per dolar AS, dengan resisten di kisaran Rp15.000 per dolar AS.
Pada Senin (30/1/2023), nilai tukar rupiah ditutup naik 16 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp14.970 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya pada Jumat (27/1/2023) Rp14.986 per dolar AS.
Baca juga: Dolar menguat sehari jelang pertemuan Federal Reserve
Baca juga: Rubel Rusia melayang dekat 69,50 vs dolar karena eksportir bayar pajak
Baca juga: Rupiah awal pekan ditutup menguat, dibayangi optimisme perekonomian AS
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023