Melalui citra satelit pada tahun 2005 DAS Manado masih tampak hijau. Perubahan signifikan alih fungsi lahan terlihat di rentang tahun 2010-2015.Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat adanya perubahan alih fungsi lahan pada daerah aliran sungai (DAS) di Manado, Sulawesi Utara.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin (30/1) malam menyebut dari enam aliran sungai yang melewati Manado dan perlu dilakukan penataan.
"Enam sungai yang mengalir di kota Manado kita lihat ada perubahan alih fungsi lahan yang cukup signifikan sebenarnya," ujar Abdul.
Melalui citra satelit yang dipaparkan, pada 2005 DAS Manado masih tampak hijau. Perubahan signifikan alih fungsi lahan terlihat di rentang tahun 2010-2015.
Saat ini, Bendungan Kuwil Kawangkoan terdapat aliran sungai Tondano, nantinya masuk ke Manado, dan sudah signifikan mengurangi debit limpasan air ke hilir. "Mau tidak mau, kawasan sepanjang DAS nya harus ditata, supaya kerentanannya bisa kita kurangi," kata Abdul.
Sehingga pada aliran sungai-sungai lainnya, Abdul berpendapat bahwa DAS harus ditata dengan membangun tanggul, supaya limpasannya tidak terlalu signifikan.
Selain itu, faktor kontur turunan dan faktor-faktor lokal lainnya cukup signifikan dalam merubah kecepatan arus banjir dan lain-lainnya, kata Abdul.
"Kalau ini kalau kita proteksi dengan pembangunan tanggul, normalisasi 5ungai, artinya yang daerah aliran sungai yang dibersihkan dari intervensi langsung manusia secara harian di situ, kita harapkan mungkin dalam beberapa tahun ke depan ini bisa kita kurangi," katanya.
Baca juga: BNPB siap terapkan TMC di Sulut jika masih potensi cuaca ekstrem
Baca juga: BNPB: Bendungan baru efektif reduksi luapan Sungai Tondano
Baca juga: BNPB: Warga lakukan pembersihan puing pascabanjir Manado
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2023