Teheran (ANTARA) - Azerbaijan mengevakuasi staf kedutaan mereka di ibu kota Iran, Teheran, pada Minggu (29/1), dua hari setelah seorang pria bersenjata menyerang dan menewaskan satu orang serta melukai dua lainnya.
Menurut media Azerbaijan, sebanyak 53 orang, termasuk diplomat dan keluarga mereka, menaiki sebuah pesawat khusus yang kemudian mendarat di Bandara Internasional Heydar Aliyev di Ibu Kota Baku pada pukul 22.00 waktu setempat.
Pesawat tersebut juga membawa jenazah Orkhan Askerov, kepala keamanan kedutaan, yang tewas dalam serangan tersebut, yang memicu kecaman dari seluruh dunia.
Insiden penyerangan terjadi pada Jumat (27/1) pagi ketika seorang pria bersenjata senapan Kalashnikov yang diidentifikasi sebagai Yasin Hosseinzadeh menyerbu ke halaman kedutaan dan melepaskan tembakan.
Kepala kepolisian Teheran Hossein Rahimi mengatakan kepada wartawan bahwa pria tersebut langsung ditangkap.
Ia menambahkan bahwa penyelidikan awal mengarah pada “permasalahan pribadi dan terkait keluarga” sebagai kemungkinan motif penyerangan.
Evakuasi dilakukan beberapa jam setelah Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev melakukan pembicaraan melalui telepon soal masalah itu. Raisi menjelaskan bahwa penyelidikan menyeluruh sedang berjalan.
Sebuah pernyataan dikeluarkan oleh kantor kepresidenan dengan mengutip Raisi, yang menyatakan bahwa pemerintah kedua negara “tidak akan membiarkan hubungan bilateral terpengaruh oleh orang-orang yang berniat jahat.”
Aliyev sebelumnya menyatakan kecaman dengan menyebut serangan itu sebagai“aksi teroris” dan ia menuntut agar penyelidikan dilakukan. Menteri Luar Negeri Azerbaijan, sementara itu, memanggil duta besar Iran.
Wakil Menteri Luar Negeri Azerbaijan Khalaf Khalafov mengatakan kepada wartawan di Baku pada Minggu bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan yang terjadi maupun konsekuensinya, seperti dilaporkan media Azerbaijan.
Ia mengatakan serangan tersebut “tidak terduga”, dan menambahkan bahwa negara tuan rumah diharuskan memenuhi kewajiban Konvensi Wina dalam memastikan keamanan misi diplomatik asing di wilayahnya.
Diplomat senior Azerbaijan itu menambahkan bahwa Presiden Aliyev telah memutuskan untuk mengevakuasi kedutaan di ibu kota Iran dan menyebut langkah tersebut sebagai "keputusan sulit".
Khalafov menambahkan bahwa pihaknya "tidak punya harapan dan keyakinan".
Sementara itu, kantor berita Iran semiresmi, ISNA, mengutip "narasumber sahih" di Kementerian Luar Negeri yang mengatakan bahwa operasi kedutaan Azerbaijan perlu tetap dilanjutkan, meskipun dengan jumlah staf diplomatik yang lebih kecil.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan Aykhan Hajizada mengumumkan pada Sabtu (28/1) bahwa sebuah pesawat kemungkinan akan dikirim ke Teheran untuk membawa pulang para staf diplomatik, juga jenazah kepala keamanan kedutaan yang terbunuh.
Insiden tersebut meningkatkan ketegangan di antara Iran dan Azerbaijan, dua negara tetangga yang memiliki perbatasan sepanjang 765 kilometer.
Otoritas Iran bersikeras bahwa peristiwa tersebut bukanlah serangan teroris tetapi dilakukan dengan motivasi pribadi.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian melalui panggilan telepon pada Jumat dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov mengatakan insiden itu tidak akan dibiarkan membawa “dampak merugikan” dalam hubungan bilateral.
Dia juga mengusulkan pembentukan kerja sama antara badan keamanan kedua negara dalam menyelidiki berbagai aspek serangan itu.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Penembakan di Kedubes Azerbaijan di Iran, satu penjaga tewas
Baca juga: EU: Serangan terhadap misi diplomatik 'tak dapat diterima'
Iran ajak Ukraina bahas soal klaim suplai 'drone' ke Rusia
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023