Makassar (ANTARA) - Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melansir realisasi kredit bantuan untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Provinsi Sulawesi Selatan terus menunjukkan pertumbuhan menjadi Rp55,09 triliun
karena didukung penuh oleh intermediasi perbankan.
"Kredit usaha mikro terus tumbuh. Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh 10,66 persen dari tahun ke tahun (yoy) menjadi Rp55,09 triliun," sebut Kepala OJK Regional 6 Sulawesi Maluku dan Papua, Darwisman melalui siaran persnya diterima di Makassar, Senin.
Pertumbuhan tertinggi, kata dia, terdapat pada kredit usaha mikro sebesar 37,86 persen (yoy) menjadi Rp25,58 triliun.
Sedangkan untuk kredit usaha kecil tidak berbanding lurus dengan kredit usaha mikro yang mengalami kontraksi sebesar 5,15 persen (yoy) menjadi Rp19,19 triliun.
Begitu pula pada penyaluran kredit usaha mikro menengah juga mengalami kontraksi sebesar 6,18 persen (yoy) yakni menjadi Rp10,31 triliun.
Meski demikian, kata Darwisman, secara umum untuk penyaluran kredit perbankan per Desember 2022 secara keseluruhan tercatat mengalami kenaikan 7,56 persen (yoy) dan menembus di angka Rp139,29 triliun.
Rinciannya, kredit produktif Rp75,78 triliun dan kredit konsumsi Rp63,51 triliun. Sementara penyaluran kredit khusus UMKM juga mengalami pertumbuhan Rp55,09 triliun.
Selain itu, pertumbuhan kredit perbankan jauh lebih tinggi dari penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Untuk penghimpunan DPK tumbuh 2,37 persen dengan nominal Rp116,99 triliun, terdiri dari giro Rp17,79 triliun, tabungan Rp72,44 triliun, dan deposito Rp26,76 triliun.
Berdasarkan pada sektor lapangan usaha, pertumbuhan kredit dengan share tertinggi yakni di sektor perdagangan 26,09 persen, sektor pertanian, perburuan dan kehutanan 7,84 persen dan industri pengolahan 4,42 persen.
Di sektor bukan lapangan usaha, kredit untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya dan untuk pemilikan rumah tinggal, ikut tumbuh masing-masing 4,32 persen (yoy) dan 4,93 persen (yoy) dengan share masing-masing 18,58 persen dan 14,13 persen.
Secara keseluruhan total aset perbankan di Sulsel per Desember 2022 tumbuh 6,19 persen (yoy) mencapai nominal Rp174,54 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp171,37 triliun dan aset BPR sebesar Rp3,16 triliun. Untuk kegiatan bank, aset perbankan konvensional mencapai Rp161,83 triliun dan aset perbankan syariah Rp12,71 triliun.
"Sejauh ini hingga akhir Desember 2022 perkembangan perbankan di Sulsel tumbuh posisi positif. Ini ditopang pada fungsi intermediasi cukup tinggi disertai tingkat risiko yang tetap aman. Kita berharap tahun ini bisa tumbuh lebih baik dari tahun lalu," katanya menambahkan.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023