Tahun 2022, kami fokus pada program pengembangan UMK, pengembangan desa wisata, penanganan isu-isu sosial, lingkungan hidup dan ekosistem serta pemberdayaan komunitas
Jakarta (ANTARA) - Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT PLN (Persero) yang dijalankan sepanjang 2022 menyerap sebanyak 4.019 tenaga kerja lokal di Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan selain membangun infrastruktur kelistrikan yang andal, PLN juga akan terus menjalankan program-program yang membantu kesejahteraan masyarakat.
Hal itu sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG's) dan ISO 2600 bahwa PLN akan memberikan dampak sosial kepada masyarakat melalui program-program TJSL PLN.
"Tahun 2022, kami fokus pada program pengembangan UMK, pengembangan desa wisata, penanganan isu-isu sosial, lingkungan hidup dan ekosistem serta pemberdayaan komunitas," ujar Darmawan dikutip dari keterangan resminya pada Senin.
Berdasarkan data PLN, program TJSL yang dijalankan sepanjang 2022 menyentuh 38.390 masyarakat di wilayah Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Melalui program tersebut, sebanyak 1.440 usaha masyarakat mampu tumbuh sehingga membuka lapangan pekerjaan baru dengan realisasi serapan tenaga kerja lokal sebanyak 4.019 tenaga kerja.
TJSL PLN hadir lewat 473 program mulai dari pembinaan, proses produksi, pemasaran, peningkatan "skill" dan bantuan perlengkapan bagi usaha masyarakat, juga program pemberdayaan lingkungan dan sosial bagi masyarakat sekitar wilayah unit-unit operasional PLN.
"Kami berusaha menyusun 'roadmap' dari setiap program, memperhatikan proses pemanfaatan bantuan tersebut kemudian kami melakukan penilaian dan perhitungan efektifitas program itu menggunakan metode 'Social Return of Invesment' (SROI)," kata Darmawan.
Ia mengatakan PLN nantinya akan terus meningkatkan dan mendorong lahirnya pemerataan dan perkembangan ekonomi masyarakat melalui program TJSL PLN peduli. Dengan pendampingan dan pelatihan keterampilan kelompok UMK, PLN mengharapkan bisa mendorong terciptanya "green" ekosistem.
"Melalui pelatihan dan pendampingan ini kami berharap mampu menjadi episentrum ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal sehingga memunculkan terobosan dan pendekatan usaha yang memperhatikan kepentingan sosial itu sendiri," tuturnya.
Sementara itu, salah satu penerima manfaat TJSL PLN adalah Kelompok Tani Muda Sejahtera yang mengusung konsep pengembangan tanaman rempah organik, olah produk hingga taman wisata rempah atau "edufarm".
Kelompok tani itu terbentuk dari korban pemutusan hubungan kerja (PHK) saat pandemi COVID-19 melanda Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketua Kelompok Tani Muda Sejahtera Shafwan menceritakan TJSL PLN telah membantu mereka memiliki lahan untuk pengembangan rempah sehingga saat ini mereka berkembang menjadi eduwisata "farming" dengan omset berkisar Rp 50-60 juta per bulan.
"Waktu itu banyak dari anggota kelompok kami yang mengalami PHK. Kemudian melalui kolaborasi, pembinaan, pendampingan, hingga teknik pemasaran dari PLN, saat ini kami dapat membiayai hidup anggota keluarga dan terus berusaha mengembangkan potensi dari kelompok kami sendiri," kata Shafwan.
Baca juga: PLN Babel luncurkan program daur ulang sampah untuk bahan bakar PLTU
Baca juga: PLN turut berupaya turunkan emisi karbon dengan menanam pohon
Baca juga: PLN Babel tanam 1.600 pohon di kawasan Bukit Mangkol
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023