Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antar-bank Jakarta, Senin pagi (09.30 WIB), bergerak ke posisi 8.900/8.905 per dolar AS, turun 180 poin posisi penutupan akhir pekan lalu 8.720/8.725 per dolar AS.
"Pelaku pasar melepas rupiah, karena mereka menilai tingkat mata uang lokal itu sudah cukup tinggi dan saatnya mencari untung," kata analis Valas, PT Bank Panin, Jasman Ginting di Jakarta.
Menurut dia, aksi lepas rupiah itu berkaitan dengan aktifnya investor asing melepas saham yang dimilikinya untuk meraih keuntungan setelah beberapa lama saham-saham unggulan itu dipegangnya.
Sebanyak 53,5 miliar saham di pasar modal telah dilepas oleh investor asing, ujarnya.
Rupiah, Jasman Ginting lebih lanjut mengatakan, seharus bisa bergerak naik lagi yang terpicu oleh membaiknya yen terhadap euro dan dolar AS setelah bank sentral China mematok yuannya pada 8 dolar AS.
Namun munculnya sentimen positif itu tidak menarik bagi pelaku asing maupun lokal untuk terus melepas rupiah di pasar valas, katanya.
Rupiah dalam perdagangan itu, sejak 30 menit pasar dibuka sudah berada di level 8.800 per dolar AS, dan dalam lima menit kemudian kembali terkoreksi hingga di level 8.845 per dolar AS.
Bahkan menjelang penutupan sesi pagi rupiah kembali merosot hingga sempat mencapai 8.910 per dolar AS, namun tekanan rupiah sedikit berkurang sehingga rupiah ditutup pada level Rp8.900 per dolar AS, tuturnya.
Rupiah pada penutupan sore nanti, menurut dia masih akan terkoreksi, karena saratnya aksi lepas saham oleh investor asing sehingga indeks BEJ merosot tajam yang mendorong pelaku valas juga melepas mata uang lokal itu.
Meski demikian koreksi harga yang cukup tajam akan dapat diantisipasi oleh Bank Indonesia (BI), sehingga pada penutupan pasar nanti rupiah tidak akan terpuruk lebih jauh, katanya.
Mengenai yen, ia mengatakan, yen terpicu oleh kebijakan yang dikeluarkan bank sentral China terhadap yuan, sehingga memicu mata uang itu menguat terhadap dolar AS dan euro.
Yen terhadap dolar AS naik menjadi 109,35 dari sebelumnya 109,31 dan terhadap euro jadi 141,68 dari sebelumnya 141,90.
Melemahnya dolar AS itu juga karena adanya laporan bahwa bank sentral AS, (The Fed) rencananya akan mengakhiri kenaikan suku bunga
Fedfund yang saat ini berkisar di level 5 persen.
The Fed cenderung tidak menyukai tingkat suku bunga tinggi, katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006