Milan (ANTARA News) - Juventus merebut mahkota juara Italia Minggu waktu setempat, tetapi dugaan mengatur pertandingan total masih membayangi hari terakhir musim ini, dengan gelar ke-29 klub tersebut dilingkupi dendam dan pengunduran diri. Tidak lama setelah Juve tampil dengan trofinya, Luciano Moggi, general manajer mereka yang berada di tengah penyelidikan pengaturan pertandingan, mengumumkan ia mengundurkan diri dan pelatih tim rivalnya Inter Milan menyatakan kejuaraan baru-baru ini diatur. Perdana menteri demisioner Italia Silvio Berlusconi, yang juga pemilik AC Milan, mengatakan skandal tersebut berarti bahwa klubnya, yang berakhir di urutan kedua pada dua musim terakhir, seharusnya dianugerahi dua gelar terakhir. Sementara fans Juve berdansa di jalanan kota Turin, Moggi muncul di televisi untuk mengumumkan ia mengundurkan diri sehari sebelum ia menghadapi jaksa penuntut umum di Roma. "Mulai besok (Senin) saya mengundurkan diri sebagai general manajer Juventus, mulai malam ini dunia sepakbola bukan lagi dunia saya," kata Moggi yang tampak gemetar, seperti dilansir Reuters. "Sekarang saya hanya akan memikirkan mempertahankan diri dari seluruh kedengkian yang dikatakan mengenai saya," tambah Moggi, yang sejak lama dianggap sebagai pejabat klub paling berkuasa dalam sepakbola Italia. Skandal tersebut, yang membawa serangkaian pengunduran diri dalam Federasi Sepakbola Italia dan menghasilkan 41 orang dalam penyelidikan oleh jaksa penuntut umum, menyusul publikasi pembicaraan telepon yang melibatkan Moggi. Dalam sebuah perbicaraan telefon, Moggi mendiskusikan persetujuan perwasitan dengan pejabat senior federasi selama musim 2004-2005 dan juga membual tentang mengunci seorang wasit di kamar ganti setelah sebuah pertandingan. Jiwa Moggi "Saya mohon dengan hormat, jangan tanya saya dengan pertanyaan karena saya tidak punya keinginan atau kekuatan. Saya tidak punya jiwa untuk ini, mereka telah membunuhnya," kata Moggi pada reporter televisi. Jika dinyatakan bersalah mengenai keterlibatan dalam pengaturan pertandingan, Juve bisa jadi dicopot dari dua gelar terakhir dan turun ke Serie B. Pelatih Juventus Fabio Capello mengatakan ia bangga dengan keberhasilan timnya meraih gelar. "Kami menegakkan kepala kami dan pantas atas gelar ini. kami bangga," kata Capello sebelum meminta masyarakat menunggu sebelum menghakimi dalam investigasi tersebut. Tetapi pelatih Inter Milan Roberto Mancini, yang timnya berakhir di urutan ketiga dalam Serie A, tanpa ragu mengenai gaya berat dalam situasi tersebut. "Sulit untuk melakukan evaluasi ketika Anda bermain dalam kejuaraan yang diatur, faktanya adalah tidak mungkin," katanya. "Ini masalah yang sangat serius. Yang paling serius yang pernah terdengar dalam sejarah sepakbola dunia," tambah Mancini. Berlusconi, yang kalah dalam pemilihan umum bulan lalu tetap tetap menjadi figur kunci politik dan bisnis, mengatakan, "Kami menginginkan mereka memberikan pada kami dua gelar liga tersebut yang kemungkinan menjadi milik kami. Kami lelah mengalami ketidakadilan." Seorang hakim anti-Mafia menyelidiki dugaan tersebut pada Minggu menyerukan pada elit sepakbola untuk maju dan membantunya membersihkan permainan tersebut. Dalah sebuah wawancara suratkabar, Giuseppe Narducci, yang menghabiskan 10 tahun memerangi geng Camorra di Napoli, mengatakan ia dan hakim lain sedang "melakukan usaha penyelidikan luar biasa" untuk membersihkan sepakbola Italia. "Waktu untuk para pengoceh sudah berakhir," kata Narducci pada harian La Repubblica, "Siapapun tahu sesuatu harus menemukan keberanian untuk maju dan mengatakan pada hakim. Untuk dunia sepakbola ini satu-satunya peluang." Skandal tersebut menjadi mendung yang menyelimuti rencana Italia menuju Piala Dunia. Pada Senin pelatih Marcello Lippi harus memberanikan diri menghadapi pers dan menyebutkan skuad yang diambilnya untuk putaran final pada 9 Juni - 9 Juli di Jerman. Pada Selasa, otoritas olahraga Italia akan menunjuk "commissar" untuk mengambil alih federasi sepakbola, yang ketuanya mengundurkan diri di tengah-tengah kekacauan tersebut. Dunia bisnis juga prohatin dengan skandal tersebut. Pengatur pasar modal Consob telah meminta penyelidik untuk memberi bukti-bukti gangguan terhadap harga saham, kata sebuah sumber yang dekat dengan penjaga. Dua klub yang pejabatnya sedang dalam penyelidikan dijual ke bursa Milan: Juventus dan Lazio. Taruhannya tinggi untuk klub-klub jika dugaan tersebut melekat. Harian finansial terkemuka Il Sole 24 Ore mengatakan Juventus bisa kehilangan 120 juta euro (154,5 juta dolar) dalam hak sponsorship dan televisi jika mereka turun dari Serie A berkaitan dengan skandal tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2006