Klaten (ANTARA News) - Desa-desa di lereng Gunung Merapi (2.965 mdpl) yang berada di wilayah Kabupaten Klaten sejak Minggu (14/5) malam sudah dikosongkan dari penduduk, seiring dengan semburan dan lelehan lava pijar yang terus keluar dengan intensitas tinggi. "Sejak semalam, semua desa sudah dikosongkan. Guguran lava sudah sering dan banyak," kata Kuwat, petugas jaga Posko Induk di Desa Dompol, Kecamatan Kemalang, Klaten, Senin. Kuwat yang juga Kepala Desa Tegalmuly -- salah satu desa yang wilayahnya dikosongkan --, mengatakan petugas sejak semalam bekerja keras untuk mengevakusasi warga. Ditanya tentang, meletusnya Gunung Merapi, ia belum mengetahui. "Setahu saya, aktivitas Gunung Merapi sejak semalam sangat meningkat dan warga harus dievakuasi. Kalau kabar meletus, saya belum tahu," katanya seraya meminta menghubungi petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. Dengan turunnya warga mengungsi, posko pengungsian di Kabupaten Klaten kini sangat padat, meskipun jumlah mereka belum diketahui secara pasti. Namun, Bupati Klaten, Soenarno, sebelumnya pernah mengemukakan, jumlah warga di lereng Gunung Merapi yang perlu dievakuasi sebanyak 7.000 jiwa. Warga desa yang perlu dievakuasi itu adalah dari Desa Sidorejo, Tegalmulyo dan Balerante, semuanya di Kecamatan Kemalang. Mereka kini ditempatkan di tiga lokasi yakni Posko Induk di Desa Dompol, Posko II di Desa Ngemplak Seneng dan Posko III di Kecamatan Kemalang. Berdasarkan data sebelumnya, jumlah pengungsi seluruhnya sebanyak 2.877 jiwa yang terdiri atas 1.177 di Posko Dompol, 481 di Ngemplak Seneng dan 1.219 di Kecamatan Kemalang. Dari pengungsi tersebut tercatat ada 14 ibu hamil, 106 balita dan 99 lansia. "Itu data lama, kalau sekarang pasti jauh dari itu," kata Kuwat yang juga belum bisa memperkirakan jumlah warga yang mengungsi. (*)

Copyright © ANTARA 2006