Jakarta (ANTARA News) - Untuk sebuah band yang berusia hampir 30 tahun, kelompok musik pop rock Amerika Serikat (AS), Toto, ternyata masih memiliki daya pikat cukup kuat bagi penikmat musik di Indonesia. Setidak-tidaknya hal itu tergambar ketika grup musik kelahiran Los Angeles tersebut menggelar konsernya yang bertujuan mempromosikan album terbaru (ke-18) berjudul "Falling In Between", di Planery Hall JCC Senayan, Minggu malam, disaksikan sekitar 2.000 penonton. Penonton, yang sudah memasuki ruangan pertunjukan pada pukul 19.00 WIB, tampak mulai tidak sabar, ketika lewat setengah jam dari jadwal pertunjukan, pukul 20.00 WIB, belum satu pun personel band muncul di atas panggung. Teriakan dan tepuk tangan berulangkali yang sengaja dilakukan tidak membuahkan hasil. Baru setelah waktu menunjukkan pukul 20.35 WIB, Steve Lukather (gitar), Bobby Kimball (vokal), Simon Phillips (dram), Mike Porcaro (bas), Greg Phillinganes (kibor) dan "additional player" Tony Spinal (gitar) naik ke atas pentas dan langsung membuka konser dengan lagu "Falling In Between". Meskipun reaksi penonton baru sebatas tepuk tangan, Steve dan kawan-kawan tetap menyuguhkan lagu-lagu barunya, termasuk "King of the World". Apa boleh buat, namanya juga konser promosi, Toto disiplin menjaga sikap untuk memperkenalkan karya-karya baru, seolah menguji kesabaran penonton yang rata-rata menantikan hits-hits lama semacam, Rosanna dan Africa, Pertunjukan sudah berlangsung sekitar 45 menit ketika Steve dan kawan-kawan melepas tembang hits "Stop Loving You", dan kali ini penonton mulai menyambut antusias. Berbeda dari konsep "full band/full concert" yang dijanjikan, pergelaran musik Toto diwarnai suguhan semi-akustik, tepatnya saat membawakan lagu-lagu lama yang populer, mulai dari Stop Loving You, I`ll Be Over You dan I Will Remember". Tembang "Rosanna, yang menyabet penghargaan Grammy sebagai "Best Record Of The Year" tahun 1982, dibawakan seperti medley dari permainan solo Greg Phillinganes pada piano-elektrik. Lagu ini juga dimodifikasi bagian depannya dengan sentuhan jazz dan blues. Greg, juga pernah membantu Stevie Wonder, Michael Jackson dan Eric Clapton, diminta bergabung sejak tahun lalu oleh David Paich, yang justru tidak memperkuat Toto dalam penampilannya di Jakarta. Setelah melepas lagu "Let It Go", Steve dan kawan-kawan pun mengakhiri pertunjukkan, mereka menghilang ke bawah panggung yang gelap gulita. Namun, atas permintaan penonton yang terus menerus menyerukan kata "Africa", Toto pun kembali ke pentas dan membawakan lagu peraih Grammy "Best Album Of The Year" 1982 tersebut, cuma sepenggal meski tetap lengkap. Sepanjang karirnya, Toto termasuk kelompok musik terkenal yang juga mengalami bongkar pasang personil. Band ini terbentuk pertama kali tahun 1976, ketika Jeff Porcaro (dram) bertemu David Paich, yang kemudian mengajak temannya main band semasa SMA, yakni Steve Lukather dan Steve Porcaro, sebelum kemudian Bobby Kimball ikut bergabung. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006