Jakarta (ANTARA) - Praktisi sustainable living dan kreator konten Astri Puji Lestari mengatakan para kreator perlu sajikan konten yang berkualitas dan bernilai karena bisa mempengaruhi kehidupan orang yang melihatnya.
“Penting banget punya konten yang ada tujuannya punya nilai yang baik karena akan disajikan dan bisa mempengaruhi cara pandang dan gaya hidup orang,” ucapnya dalam webinar dengan tema “Content Creation: Plan, Produce, Publish” yang diikuti di Jakarta, Minggu.
Ia menjelaskan content creation adalah proses yang disuguhkan ke audiens mulai dari ide dan topik. Selain itu, pembuat konten juga harus punya informasi yang mudah diakses dan dihadirkan dalam berbagai konten format seperti podcast, blog, infografik, video, foto, mikro blog dan lain-lain.
Baca juga: Arief Muhammad sebut orisinalitas kunci kreator konten sukses berkarya
Astrid mengatakan dari data yang ia punya, dunia memiliki pengguna sosial media sebanyak 191,4 milyar orang yang artinya lebih dari 95 persen penduduk dunia pengguna internet adalah juga pengguna sosial media. Sosial media yang masih sering diakses dan menduduki nomor satu adalah Facebook.
Secara umum dalam sehari pengguna membuka sosial medianya selama empat jam dalam sehari. Hal itu, kata Astrid, penting diingat untuk pembuat konten media sosial untuk selalu memikirkan informasi yang bermanfaat untuk penontonnya.
Saat ini, Astrid mengatakan tren sosial media sudah mulai bergeser, terlebih dalam konten video. Jika dulu membuat konten video harus dengan persiapan matang, keahlian dalam mengedit dan mementingkan estetika, namun sekarang video yang semakin nyata, semakin banyak peminatnya.
“Sekarang semua orang yang punya HP bisa jadi digital creator. Artinya begeser dulu harus proper banget, sekarang semakin real semakin kita ngerasa dekat, itu bisa semakin menyentuh hati audiens dan pilihannya banyak,” ucapnya.
Selain itu, video berdurasi Panjang pada saat ini juga sudah berubah trennya. Bahkan video yang hanya di bawah 30 detik bisa bernilai lebih seperti pada TikTok atau Youtube Reels.
Astrid menjelaskan untuk menjadi kreator konten, bisa dimulai dengan membuat perencanaan (plan) apa yang akan kita lakukan dalam membuat konten, setelah itu masuk dalam tahap produksi. Biasanya dari mulai bikin konten pilar, penulisan skrip, mengambil footage dan edit.
Jika sudah disiarkan (publish) kreator akan mendapat timbal balik dari penonton (feedback) yang bisa menjadi bahan evaluasi dan bahan observasi yang baik dan nantinya bisa jadi ide untuk membuat konten berikutnya.
“Selain itu modal kemampuan kita apa dan kita tahu apa yang dipelajari kedepannya. Nilai hidup juga harus dimiliki karena mempengaruhi hidup orang lain,” ucap Astrid.
Astrid juga mengingatkan untuk memberikan konten yang bermanfaat dan tujuan yang baik karena yang dibuat oleh kreator bisa mengadiksi penontonnya. Selain itu media sosial juga bisa membuat orang memfalidasi apa yang ada di dalamnya sehingga bisa tercipta obsesi terhadap sesuatu. Sehingga perlu dipikirkan akibat apa saja yang akan ditimbulkan dalam memproduksi sebuah konten.
Baca juga: Helo gelar Helophoria, ajang temu dan kolaborasi para kreator konten
Baca juga: Kiat agar UMKM mampu gaet pembeli lewat "live streaming"
Baca juga: Konser virtual AURORA raih perhatian penggemar & kreator konten
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023