Kalian telah memiliki kompetensi sebagai duta bangsa yang siap dikirim ke luar negeri
Surabaya (ANTARA) - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdhani memberikan semangat kepada Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) Program Government to Government (G to G) ke Korea Selatan yang telah memilih jalur yang benar.
"Kalian akan menjadi rujukan. Negara ingin memberikan penghormatan. Begitu berartinya PMI di mata negara. Tidak ada lagi ada yang memperlakukan dan memandang remeh kepada PMI," ujar Benny di sela kegiatan Preliminary Education (Prelim) atau Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) CPMI program G to G ke Korea Selatan di Surabaya, Sabtu.
Ia mengatakan kegiatan tersebut diikuti sebanyak 414 CPMI yang terdiri dari PMI sektor manufaktur dan perikanan.
Benny mengatakan Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi pertama yang telah mengalokasikan anggaran untuk PMI.
Baca juga: 87 calon PMI ilegal gagal berangkat melalui Juanda
Baca juga: Kemnaker cegah keberangkatan 87 calon pekerja migran ke Timur Tengah
Menjadi PMI, sambung Benny, adalah pekerjaan yang sangat positif dan telah menjadi percontohan untuk anak muda saat ini. Pemerintah telah memilih negara yang bagus untuk pelindungan PMI seperti sekarang idola PMI negara Korea, Jepang, dan Jerman.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono mengatakan para CPMI yang mengikuti prelim akan masuk dunia lain sebagai PMI dan memiliki peran sebagai Very Very Important Person (VVIP).
"Saya salut dengan reformasi BP2MI. Ini akan menjadi lebih kuat lagi kolaborasi antara Provinsi Jawa Timur dan BP2MI. Ibu Gubernur sangat fokus terhadap PMI. Dari mulai rekrutmen sampai berangkat. Tidak sedikit yang kami urusi, ini memiliki gambaran yang sangat luas," katanya.
Adhy mengatakan, mengurus PMI tidak boleh main-main karena pahlawan devisa harus dilindungi dan memiliki perlindungan paripurna.
Baca juga: Kemnaker dorong lahirnya wirausaha baru pascapandemi COVID-19
Baca juga: Kemnaker: Persoalan kompleks ketenagakerjaan harus diatasi bersama
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023