Jakarta (ANTARA) - Jelang berakhirnya liburan Festival Musim Semi, jalan tol, jalur kereta, dan bandar udara di China mengalami lonjakan jumlah orang yang kembali usai mengikuti reuni keluarga dan perayaan festival.
China mencatatkan lebih dari 43,56 juta perjalanan penumpang pada Kamis (26/1), hari keenam dari masa libur selama tujuh hari, melonjak 23,4 persen dibandingkan jumlah yang tercatat pada Rabu (25/1), menurut Kementerian Transportasi China.
Volume itu 85,9 persen lebih tinggi dari periode yang sama pada 2022, tetapi masih 46,9 persen lebih rendah dibandingkan level prapandemi pada 2019.
Dari total itu, hampir 10,29 juta di antaranya adalah perjalanan kereta, naik 54,3 persen secara tahunan (year on year/yoy), dan jumlah perjalanan darat melonjak 101,8 persen menjadi 30,72 juta. Kamis juga mencatatkan peningkatan perjalanan udara sebesar 58,3 persen dan lonjakan 98,9 persen dalam perjalanan jalur air.
Hari pertama dari bulan pertama kalender lunar China diperingati sebagai Festival Musim Semi, yang tahun ini jatuh pada 22 Januari, dan menghabiskan waktu pergantian tahun baru bersama orang-orang tercinta menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat China.
Dalam dua tahun terakhir, sebagian besar masyarakat China harus tinggal di rumah selama perayaan festival itu di tengah pembatasan terkait virus. Namun, perubahan respons COVID-19 di negara itu membawa perubahan yang signifikan.
Permintaan perjalanan melonjak setelah China baru-baru ini menurunkan manajemen COVID-19 dari Kelas A menjadi Kelas B. Di bawah manajemen Kelas B, para penumpang tidak lagi diwajibkan menunjukkan kode kesehatan dan hasil tes asam nukleat negatif, atau menjalani pemeriksaan suhu tubuh pada saat memasuki stasiun kereta dan bandara.
China State Railway Group Co., Ltd., operator perkeretaapian nasional, menyampaikan bahwa pihaknya memperkirakan jumlah perjalanan penumpang kereta akan mencapai 12,1 juta pada Jumat (27/1).
Total perjalanan penumpang selama 40 hari arus mudik Festival Musim Semi pada tahun ini, yang dimulai pada 7 Januari, diperkirakan akan mencapai 2,1 miliar, hampir dua kali lipat dari angka yang tercatat tahun lalu atau 70,3 persen dari data pada 2019, papar kementerian tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023