"Penyerbuan di Tepi Barat oleh pasukan Israel tidak dapat dibenarkan dan warga Palestina yang tidak bersalah tewas, termasuk wanita dan anak-anak. Kami berada di sini untuk menunjukkan dukungan kami kepada saudara-saudara Palestina kami dan membuat suara kami didengar," kata Mohammad Abu Freij, salah seorang demonstran.
Jumaa Halaweh (57), pengunjuk rasa lain, mengatakan warga Arab dan Muslim harus melakukan lebih banyak upaya selain hanya kecaman untuk menghentikan agresi Israel.
Sebelumnya, Kamis (26/1), Kementerian Luar Negeri Yordania mengecam peningkatan eskalasi kampanye militer Israel dan memperingatkan gelombang kekerasan baru.
Kemlu Yordania juga mendesak Israel untuk menghentikan semua operasi militer terhadap warga Palestina dan menahan diri dari prosedur tidak sah yang akan merusak solusi dua negara dan peluang untuk perdamaian.
Penyerbuan itu terjadi beberapa hari setelah Raja Yordania Abdullah II bertemu Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu di Amman.
Dalam pertemuan itu, Raja Abdullah II menekankan perlunya menjaga ketenangan dan menghentikan semua aksi kekerasan untuk membuka jalan bagi cakrawala politik bagi proses perdamaian.
Pada Kamis pagi waktu setempat, tentara Israel menyerbu kamp pengungsi Jenin di bagian utara Tepi Barat dan membunuh sembilan warga Palestina.
Dalam aksi tersebut, seorang wanita lanjut usia (lansia) tewas dan 16 orang terluka, termasuk empat di antaranya berada dalam kondisi serius, demikian menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023