Karantina bukan penjaga pintu, kalian adalah energizer ekspor dan impor yang dibutuhkan oleh bangsa

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meyakini Gerakan Tiga Kali Ekspor Pertanian (Gratieks) akan tercapai berkat kinerja Badan Karantina Pertanian (Barantan) yang memperkuat pengawasan ekspor dan impor pertanian.

"Karantina bukan penjaga pintu, kalian adalah energizer ekspor dan impor yang dibutuhkan oleh bangsa," katanya saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Barantan di Jakarta, Jumat.

Mentan SYL mengapresiasi kinerja Barantan selama beberapa tahun terakhir yang terbukti telah membantu meningkatkan ekspor pertanian sepanjang 2019-2022.

"Setelah Karantina tangani ekspor, hasilnya naik jadi 15 persen,” ujarnya.

BPS mencatat ekspor pertanian pada 2022 telah mencapai Rp658,18 triliun atau naik sekitar Rp41,83 triliun (6,79) persen dari 2021. Sebelumnya, ekspor pertanian pada 2021 mencapai Rp616,35 triliun dan 2020 mencapai Rp451,5 triliun. Perkembangan tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan 2019 dimana sektor pertanian menyumbang Rp390,16 triliun.

Gerakan Tiga Kali Ekspor Pertanian (Gratieks) merupakan salah satu program stategis Kementan yang digagas Mentan SYL untuk menyatukan kekuatan seluruh stakeholder dalam pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir.

Ia berharap UPT-UPT Karantina di daerah bisa bekerja sama dengan Pemerintah Daerahnya masing-masing agar terus mengembangkan komoditas unggulan daerah berstandar ekspor untuk mendukung gerakan gratieks.

"Jadi saya berharap Karantina tidak jaga pelabuhan, tapi jagonya mengandalkan ekspor impor yang berpihak pada bangsa. Catat ini," katanya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Badan Karantina (Kabarantan) Bambang. Ia berjanji akan terus mengembangkan strategi Barantan untuk membantu kemudahan dalam usaha ekspor komoditas pertanian Indonesia.

"Akhir tahun kemarin, Bapak Menteri memerintahkan Badan Karantina Pertanian menjadi koordinator patriot ekspor yang intinya memperkuat gerakan tiga kali ekspor. Target kita cukup besar pada 2024, yaitu Rp1.300 trliun,” kata Kabarantan.

Kabarantan menuturkan bahwa saat ini Barantan menerapkan Single Submission Quality Control (SSm QC) yang efektif dalam mengurangi waktu dwelling time dan handling time barang di pelabuhan, pemeriksaan secara menyeluruh barang impor dan eskpos secara rutin, cepat, dan transparan.

"Badan Karantina Pertanian dinobatkan sebagai penggerak Aksi Pemangkasan Birokrasi di kawasan Pelabuhan. Itu sebabnya sehingga layanan di pelabuhan saat ini menjadi 20 besar dunia yang tercepat, mengalahkan Amerika," kata Kabarantan Bambang.

Baca juga: Kementan perkuat mekanisasi pertanian hadapi krisis pangan global

Baca juga: Mentan ingin pengelolaan pusat pembibitan tak tergantung APBN

Baca juga: Mentan Syahrul minta jajarannya kawal pengelolaan publik bersubsidi

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023