"Kita mengatur waktu sebaik-baiknya karena kita pun tidak bisa memaksakan misalnya mengambil dialog di saat dia mau tidur, istirahat ya nanti dampaknya ke karya kita tidak akan bagus, pemaksaan namanya," ucap Evry saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan sebuah adalah realita kehidupan sehingga wajar jika ada cerita yang membutuhkan segala macam gender atau usia mulai dari dewasa, remaja, Ibu, nenek atau anak-anak.
"Karena yang namanya syuting itu eksekusi jadi semua ada talent koordinatornya, jadi ketika sudah pengambilan gambar semua harus siap, tidak bisa begitu ambil gambar ada yang enggak mau, itu akan merepotkan,' ujarnya.
Ia mengatakan pengambilan gambar itu adalah teknik yang bisa direkayasa dan tidak harus nyata, walaupun hasilnya bisa terlihat nyata.
Evry juga menegaskan bahwa penonton harus diberi pengertian melalui lembaga badan sensor mengenai edukasi tentang teknik penyiaran.
"Harus memberi edukasi dengan masyarakat bahwa pengambilan gambar syuting yang adegannya tabrakan atau ini semua penuh dengan rekayasa gitu," ucap produser film ini.
Parfi juga menanggapi tentang anak balita yang harus beradegan tertabrak mobil di malam hari dalam sebuah sinetron, Evry mengatakan bahwa lembaga sensor film harus lebih menyeleksi tayangan yang disajikan ke publik.
Evry pun mengusulkan lembaga sensor film memberikan edukasi tentang perfilman kepada anak-anak sekolah atau masyarakat agar tidak mudah terpancing adegan-adegan di film.
"Saya mengusulkan harus ada education tentang perfilman baik itu tentang pengambilan gambar, tentang pengadegan agar masyarakat tahu jadi tidak terpancing. Kita semua ada aturannya ada mekanismenya," ucap Evry.
Baca juga: SnackVideo luncurkan program drama video pendek
Baca juga: Ridwan Kamil jajal akting di sinetron religi
Baca juga: Serial "Ikatan Cinta Musim 2" temukan pemain baru
Baca juga: SnackVideo luncurkan program drama video pendek
Baca juga: Ridwan Kamil jajal akting di sinetron religi
Baca juga: Serial "Ikatan Cinta Musim 2" temukan pemain baru
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023