Jakarta (ANTARA) - Sutradara Rako Prijanto mengungkap alasan di balik pemilihan judul untuk film horor terbarunya “Para Betina Pengikut Iblis”, terutama terkait dengan diksi "betina" yang disematkan pada judul tersebut.
Baca juga: Angga Umbara ungkap permasalahan sosial lewat "Khanzab"
"Ini jawaban pribadi saya, ya. Saya itu nggak tega menggunakan kata 'perempuan' menjadi pengikut iblis. Saya, kok, nggak tega. Karena menurut saya, perempuan itu harus kita hormati, harus kita sayangi, harus mempunyai rasa humanis yang tinggi, berakhlak baik yang nggak mungkin dipengaruhi oleh iblis," kata Rako saat media briefing di Jakarta, Jumat.
Dalam konteks karya seni, menurut Rako, tidak ada batasan untuk menggunakan diksi tertentu. Diksi "betina" bukan semata-mata menyamakan perempuan dengan binatang. Selain itu, pemilihan diksi "betina" pada judul, bagi Rako, turut merepresentasikan karakter yang ditampilkan di dalam film.
"Intinya adalah bahwa para betina pengikut iblis ini adalah judul yang paling tepat untuk menggambarkan karakter di film ini sekaligus juga puitik," kata dia.
Baca juga: "Teluh Darah" akan tayang di Disney+ Hotstar pada 25 Februari
“Para Betina Pengikut Iblis” mengikuti tiga perempuan ingin membalas dendam dan rela menggadaikan dirinya untuk bersekutu dengan iblis. Sumi (diperankan oleh Mawar De Jongh) yang tinggal seorang diri harus mengurus ayahnya yang sakit. Untuk membiayai hidupnya, dia berjualan gulai dari daging manusia.
Sementara itu, Sari (diperankan oleh Hanggini) kembali menjadi dukun santet karena adiknya dibunuh dan mayatnya hilang dari kuburan. Dengan penuh dendam, Sari meneror warga kampung. Demi bertahan, para perempuan ini pun bersekutu dengan iblis.
Untuk inspirasi pembuatan cerita, Rako mengatakan dirinya terinspirasi dari tiga surah dalam Alquran, yaitu An-Nas, Al-Imran ayat 17, dan Al-Humazah. Ketiga karakter perempuan tersebut, kata Rako, mencerminkan pesan dari masing-masing surah. Dalam penulisan cerita, Rako dibantu dengan Anggoro Saronto.
"Di balik judul yang mungkin sangat sadis ini, tersirat sebuah pesan-pesan yang ingin saya sampaikan kepada para penonton di Indonesia," ujar dia.
Baca juga: Film horor "Pesugihan" siap rilis 23 Februari, dibintangi Nirina Zubir
Menurut Rako, film kali ini menawarkan horor "paket lengkap" mencakup genre slasher, spiritual horor, dan creatures. Keunggulan lainnya, imbuh dia, “Para Betina Pengikut Iblis” menampilkan karakter iblis yang unik (diperankan oleh Adipati Dolken) serta menghadirkan atmosfer latar tempat di pedesaan terpencil era 1950-an hingga 1960-an.
Film terbaru dari Rako ini menandai film horor kedua yang dibuat melalui Falcon Black, divisi dari rumah produksi Falcon Pictures, setelah "Bayi Ajaib" yang tayang pada 19 Januari lalu.
Bagi Rako, pengerjaan film bergenre horor harus dianggap serius sebab itu dirinya memilih para aktor terbaik yang menampilkan totalitas mereka saat berakting.
Dia juga optimis dengan film bergenre horor mengingat masyarakat Indonesia masih mempercayai hal-hal mistis. Hal tersebut, kata Rako, menjadi salah satu yang membuat genre horor mempunyai tempat tersendiri bagi penonton.
Film “Para Betina Pengikut Iblis” akan tayang serentak di bioskop tanah air mulai 16 Februari 2023.
Baca juga: Falcon Black rilis cuplikan perdana film "Para Betina Pengikut Iblis"
Baca juga: Nicholas Hoult ingin berhenti jadi pelayan drakula di film "Renfield"
Baca juga: Temmy Rahadi ungkap alasan mau main film lagi usai tujuh tahun hiatus
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023