Surabaya (ANTARA) - DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Surabaya mendukung tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) tiga di antaranya yakni KH. Bisri Syamsuri, KH. Ridwan Abdullah, dan KH. Mas Alwi Abdul Aziz sebagai Pahlawan Nasional.
Ketua DPC PPP Surabaya Ali Mahfud di Surabaya, Jumat, mengatakan selain sejumlah tokoh pendiri NU yang sudah bergelar Pahlawan Nasional, ada tiga tokoh di antaranya yang belum mendapatkan gelar yakni KH. Bisri Syamsuri, KH. Ridwan Abdullah dan KH. Mas Alwi Abdul Aziz.
"KH. Bisri Syamsuri tercatat sebagai salah satu tokoh pendiri NU pada 1926 di Surabaya," kata Ali.
Baca juga: Kiai Bisri Syansuri diajukan Gubernur Jatim jadi pahlawan nasional
Kiai kelahiran Pati, 1886 itu, pernah menjabat sebagai wakil Rais Aam dan Rais Aam sejak 1972 hingga akhir hayatnya.
KH Bisri juga terjun ke dunia politik, diawali dengan menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mewakili Masyumi. Lalu, pernah menjadi anggota Dewan Konstituante dan menjadi Ketua Majelis Syuro PPP.
"Kemudian, hasil Pemilu 1971 mengantarkannya duduk sebagai anggota DPR dari NU," ujar dia.
Ali menyampaikan, KH Bisri dan NU menolak RUU besutan pemerintahan orde baru tentang perkawinan. Sebab, kata dia, kala itu isi RUU tersebut dinilai terlalu jauh dengan ketentuan-ketentuan agama Islam.
KH Bisri menuntut perubahan atau penghapusan RUU Perkawinan pada masa awal orde baru. Perjuangannya berhasil menghapus atau mengganti sekitar 10 pasal RUU Perkawinan.
"Jasa kakek dari Presiden ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid itu untuk bangsa ini sangat besar. Karena itu, saya sangat setuju agar beliau dimasukkan dalam daftar pahlawan nasional," kata Ali.
Untuk PPP, Ali menyampaikan, Kiai Bisri pun pernah menjadi pengurus partai. Saat itu, posisi yang didudukinya majelis syuro. Lambang PPP menjadi warisan dari KH. Bisri. Karir politik di parlemen pun juga moncer. Dia pernah menjadi anggota DPR sampai 1980.
Baca juga: Bamusi Surabaya ziarah ke makam pendiri NU peringati Hari Santri
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga menyatakan dukungannya terhadap pengajuan sosok KH M. Bisri Syansuri sebagai pahlawan nasional. Hal itu disampaikan mantan Menteri Sosial tersebut dalam momen Haul KH M Bisri Syansuri ke-44, Nyai Hj Nur Khodijah ke-74, dan Harlah Pondok Pesantren (PP) Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang.
Selain KH Bisri, pendiri NU yang lain seperti KH. Ridwan Abdullah merupakan pencipta logo NU juga perlu diusulkan mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional. Kiai Ridwan mulai merancang dan membuat lambang NU yang didirikan pada tahun 1926 M itu.
Sedangkan KH. Mas Alwi Abdul Aziz adalah salah satu pendiri NU bersama Kiai Abdul Wahab Hasbullah dan Kiai Ridlwan Abdul dan lainnya, yang ketiganya bergerak secara aktif sejak NU belum didirikan. Beliaulah yang pertama mengusulkan nama Nahdlatul Ulama.
Kiai Mas Alwi merupakan putra Kiai besar kala itu, yaitu KH. Abdul Aziz yang masuk dalam keluarga Ampel, Surabaya. Beliau pernah belajar di Pesantren Syikhona Kholil Bangkalan, Madura. Kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Siwalan Panji, Sidoarjo lalu kemudian di Mekkah.
"Mengingat peran serta beliau bersama sama pendiri NU lainnya berjuang mendirikan bangsa dan negara ini, kami berharap pemerintah memberikan gelar Pahlawan kepada seluruh muassis (pendiri) NU," kata dia.
Baca juga: Gubernur Jatim dukung revitalisasi makam para guru pendiri NU
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023