Ekspektasi pasar untuk perubahan kapan saja (oleh BoJ), termasuk pertemuan berikutnya pada Maret akan tetap tinggi,....
Tokyo (ANTARA) - Dolar AS melemah terhadap yen di awal sesi Asia pada perdagangan Jumat pagi, karena para pedagang bertaruh bahwa perubahan arah kebijakan bank sentral Jepang (BoJ) menjadi hawkish segera terjadi.
Dolar juga merosot mendekati level terendah sembilan bulan versus euro, di tengah ekspektasi pasar bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) minggu depan akan menerapkan kenaikan suku bunga dua kali lebih besar dari Federal Reserve.
Greenback turun 0,43 persen menjadi 129,65 yen pada awal perdagangan, setelah data menunjukkan inflasi harga konsumen di Tokyo meningkat ke puncak hampir 42 tahun bulan ini, meningkatkan tekanan pada BoJ untuk menjauh dari stimulus.
Baca juga: Dolar terkerek karena data AS yang kuat mendukung sikap "hawkish" Fed
Namun, itu masih jauh dari palung 7,5 bulan di 127,215 yang dicapai minggu lalu ketika ekspektasi yang dibangun kemudian untuk bank sentral mengubah kebijakan. Ketika pejabat BoJ memilih dengan suara bulat pada 18 Januari untuk mempertahankan pengaturan stimulus tidak berubah, pasangan mata uang itu melambung setinggi 131,58.
"Ekspektasi pasar untuk perubahan kapan saja (oleh BoJ), termasuk pertemuan berikutnya pada Maret akan tetap tinggi, dan itu akan mempertahankan tawaran beli yen," kata Shinichiro Kadota, ahli strategi di Barclays di Tokyo, yang melihat kemungkinan pasangan dolar-yen tembus di bawah 125.
"Jika ada serangan pelemahan yen, saya pikir posisi teratas akan terus dibatasi oleh ekspektasi tersebut," kata Kadota.
Untuk minggu ini, dolar hampir datar terhadap yen, setelah berayun antara keuntungan dan kerugian.
Sebaliknya, euro menuju kenaikan 0,4 persen sejak Jumat lalu (20/1/2023) dalam minggu kemenangan ketiga berturut-turut. Euro 0,07 persen lebih kuat di 1,08975 dolar pagi ini, merayap kembali ke tertinggi semalam di 1,09295 dolar, level yang terakhir terlihat pada April.
Pedagang secara luas memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (1/2/2023), turun dari kenaikan 50 basis poin pada Desember. Sementara itu, ECB telah berkomitmen untuk menaikkan suku bunga utamanya setengah persentase poin pada Kamis (2/2/2023).
Indeks dolar - yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, termasuk euro, yen dan pound Inggris - turun tipis 0,04 persen menjadi 101,70, menempatkannya di jalur penurunan 0,28 persen minggu ini. Indeks akan mencatat penurunan mingguan ketiga berturut-turut.
Baca juga: Rupiah ditutup menguat, pasar cermati kebijakan suku bunga The Fed
Sterling juga ditetapkan untuk minggu kemenangan ketiga melawan greenback, menambah kenaikan 0,1 persen. Sterling datar pada Jumat pagi di 1,2411 dolar.
Mata uang Inggris tetap berada di dekat puncak tujuh bulan di 1,24475 dolar yang dicapai pada awal minggu ini, bahkan ketika para pedagang masih mengkhawatirkan tugas yang dihadapi Bank Sentral Inggris dalam mengendalikan inflasi tanpa merusak perekonomian yang sudah dalam resesi.
Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko naik 0,11 persen menjadi 0,71225 dolar AS, membawanya lebih dekat ke tertinggi tujuh bulan pada Kamis (26/1/2023) di 0,71425 dolar. Data inflasi Australia awal pekan ini menunjukkan harga konsumen naik pada laju tercepat dalam 33 tahun, mendorong ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga bank sentral Australia akan segera terjadi.
Untuk minggu ini, Aussie naik 2,17 persen, berada di jalur kenaikan mingguan terbesar sejak awal November.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023