Jakarta (ANTARA) - Banyak kota mencoba mengusung konsep pembangunan kotanya dengan konsep pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan. Konsep pembangunan ini dapat dicapai dengan strategi pembangunan yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial dan perlindungan lingkungan.

Dengan demikian, kota akan menjadi tempat yang layak huni, tidak hanya bagi generasi sekarang, namun juga generasi berikutnya. Sebab, konsep pembangunan ini tujuan utamanya untuk menghasilkan pembangunan kota yang berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan melalui kombinasi strategi tata ruang, strategi infrastruktur dan strategi pembangunan sosial.

Kota yang mencoba menerapkan konsep ini adalah Provinsi DKI Jakarta. Salah satu konsep ramah lingkungan dan berwawasan lingkungan yang kini dilakukan di Ibu Kota Negara ini adalah pengadaan ruang terbuka hijau (RTH), termasuk di kawasan pesisirnya, Jakarta Utara.

Aparatur pemerintah daerah setempat telah mencanangkan pengadaan RTH di lahan tidur atau sisi jalan raya yang gersang melalui skema penanaman pohon setiap Jumat.

Kegiatan menanam pohon setiap Jumat adalah arahan dari Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, kepada setiap jajaran wilayah administrasi DKI Jakarta, mulai dari Wali Kota, hingga Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait.

Penanaman pohon adalah upaya penghijauan yang diharapkan dapat berdampak pada penyerapan air lebih cepat, keseimbangan alam dan meminimalisir polusi udara.

Contoh pengoptimalan lahan itu di antaranya yang dilakukan Danang Wijanarka, Lurah Sunter Agung, yang membuka lahan tidur bekas TK Borobudur RW 017 Sunter Agung di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lahan seluas kurang lebih 1.490 meter persegi itu ditata warga setempat menjadi sebuah RTH berupa taman lingkungan.

Ketua RW 017, Sutjinto Kanti, mengatakan penataan lahan tidur bekas tempat pendidikan anak sejak usia dini itu menggunakan anggaran mandiri dari salah seorang warga sebesar Rp300 juta.

Sebelum penataan dilaksanakan sekitar tahun 2020, lahan tidur bekas TK tersebut sangat tidak terawat. Banyak ilalang yang tumbuh tinggi serta pohon yang menyeramkan.

"Dahulu tidak ada yang berani mendekat ke sini karena katanya banyak ular. Tapi setelah kami tata menjadi taman begini, aman, banyak anak-anak yang datang," kata Sutjinto.

Sutjinto memahami ketertarikan warga, khususnya anak-anak di Perumahan SACNA Nusantara terhadap taman begitu tinggi. Karena itu, pengurus RW017 berupaya membuat taman lingkungan di Jalan Nusantara 7 itu tetap bertahan menjadi sarana edukasi.

Bangunan TK seluas 192 meter persegi di atas lahan tidur itu dicat ulang dengan warna terang, dan bahkan di dindingnya terdapat lukisan presiden-presiden Indonesia agar anak-anak mengenal wajah-wajah para pemimpin negeri ini. Sedangkan dinding pagar dicat warna putih dengan tambahan gambar bendera 195 negara-negara di dunia.

Suasana Ruang Terbuka Hijau di bekas lahan TK Borobudur di RW017 Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (21/1/2023). ANTARA/Abdu Faisal

Sejumlah mainan bekas TK Borobudur juga ada yang dipertahankan. Namun, yang menarik di lahan tidur tersebut kini terdapat sebuah kandang burung besar seperti yang ada di Kebun Binatang Ragunan serta bagian belakang gedung TK sudah ada kolam ikan dan kebun anggur.

"Ini anggurnya jenis lonjong hijau begitu, rasanya manis banget," kata pengurus harian taman lingkungan RW017, Hengky Himawan, seorang sinse atau tabib pengobatan China yang merawat seluruh area taman lingkungan RW017 tersebut.

Hengky menata lingkungan tersebut dengan konsep keseimbangan antara elemen air, tanah, dan udara, baik kolam ikan mengalir di bawah, maupun tanaman anggur merambat di bagian atas. "Karena saya juga mendalami sinse, saya senang menata lingkungan supaya menyehatkan," kata Hengky.


Telah diserahterimakan

Areal bekas TK Borobudur di RW017 Sunter Agung telah diserahterimakan kepada kelurahan setempat untuk pengelolaannya sejak 30 Desember 2020. Sebelumnya, lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut dikelola oleh Badan Pengelolaan Aset Daerah.

Dalam lampiran berita acara serah terima, tercatat nilai lahan 1.490 meter persegi bekas TK Borobudur tersebut sekitar Rp5,5 miliar, sedangkan bangunannya (192 meter persegi) memiliki nilai sekitar Rp94 juta.

Ketika lahan sudah dalam penguasaan Kelurahan Sunter Agung, Danang Wijanarka mengetahui bahwa pengurus RW017 ingin memiliki sebuah taman lingkungan. Tapi, ia mensyaratkan agar taman lingkungan tersebut dibuat dengan memperhatikan prinsip pengelolaan tak bersifat komersial karena itu bisa merugikan negara.

"Untuk yang bersifat komersial, kami larang. Jadi tempat parkir mobil pun tidak boleh," kata Danang menegaskan.

Persyaratan itu dipahami oleh Sutjinto Kanti. Sehingga pintu taman lingkungan tersebut sengaja dibuka selebar-lebarnya agar dapat dikunjungi setiap warga RW017 secara gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Selain itu, pihak RW017 juga memfasilitasi kegiatan di taman lingkungan itu, baik yang bersifat pendidikan anak usia dini maupun kegiatan lain bersifat kemanusiaan. Misalnya, saat Imlek yang lalu diadakan acara bakti sosial dengan memberi makanan kepada pedagang keliling, petugas sekuriti maupun tukang parkir yang ada di lingkungan RW017.

Di tempat ini, air dan kopi kemasan bisa diambil gratis, syaratnya hanya satu, yakni piring dan gelas membawa sendiri. Jika akan mengambil dari tempat tersebut, maka harus mau mencuci sendiri.

Peran masyarakat

Jajaran Kelurahan Sunter Agung, Jakarta Utara, memotivasi masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam gerakan menanam pohon, dengan target 600 pohon ditanam sejak Oktober 2022 hingga akhir Februari 2023. Hingga saat ini, sudah 301 pohon ditanam di berbagai lokasi di wilayah Kelurahan Sunter Agung.

Meskipun beberapa penanaman dilakukan di jalan-jalan raya, namun Lurah Sunter Agung juga menggerakkan penanaman yang dilakukan oleh warga di kawasan pemukiman dengan melibatkan RT-RW.

Hingga pertengahan Januari 2023, penanaman di kawasan pemukiman telah dilaksanakan di empat RW. Rencana ke depannya, aksi penanaman bakal menyasar 20 RW se-Kelurahan Sunter Agung.

Ruang terbuka hijau sendiri memiliki fungsi sosial, fungsi ekonomi, fungsi seni budaya dan fungsi ekologis sehingga keterlibatan masyarakat sangat diharapkan dalam perencanaan pemerintah terhadap tata ruang perkotaan.

Masyarakat serta pelaku bisnis diharapkan dapat mendukung program pemerintah demi menciptakan kota yang sehat dan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2023