Pupuk Indonesia saat ini juga konsisten masuk Top 10 perusahaan pupuk duniaJakarta (ANTARA) -
"Keberhasilan perusahaan mempertahankan peringkat AAA dari Fitch Ratings ini menandakan bahwa Pupuk Indonesia merupakan BUMN sehat secara finansial dan kredibel," ujar Direktur Keuangan & Investasi Pupuk Indonesia Wono Budi Tjahyono dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, Pupuk Indonesia mendapatkan peringkat AAA (idn) dari lembaga pemeringkat utang internasional ini sejak 2014.
Peringkat AAA(idn) ini merupakan peringkat tertinggi yang diberikan kepada perusahaan di Indonesia atau emiten penerbit obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar utang sangat rendah.
Peringkat ini menjadi nilai tambah perusahaan di mata investor, kreditur, pemerintah, pemegang saham, maupun masyarakat luas.
Fitch Ratings memberikan peringkat AAA (idn) kepada Pupuk Indonesia berdasarkan beberapa faktor di antaranya adalah Pupuk Indonesia memiliki peran strategis dalam menyediakan dan menyalurkan pupuk bersubsidi kepada petani sesuai alokasi yang ditetapkan pemerintah dengan skema public service obligation (PSO), sehingga secara langsung mendukung program ketahanan pangan pemerintah.
Selanjutnya, Fitch Ratings juga menilai kinerja perusahaan yang tercermin dalam pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan laba Pupuk Indonesia menjadi salah satu faktor pemberian peringkat AAA (idn).
"Pupuk Indonesia saat ini juga konsisten masuk Top 10 perusahaan pupuk dunia," kata Wono.
Keberhasilan Pupuk Indonesia mempertahankan peringkat AAA (idn) dari Fitch Ratings juga berkat program transformasi bisnis yaitu sentralisasi pemasaran.
Di sisi lain, sentralisasi ini juga berhasil meningkatkan penetrasi pasar baik dalam dan luar negeri untuk produk-produk komersil perusahaan baik pupuk maupun nonpupuk serta mengoptimalkan pendapatan perusahaan dari sektor tersebut.
Sentralisasi pemasaran berhasil meningkatkan kinerja perusahaan. Pada 2022, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp103 triliun (unaudited) dengan laba Rp19 triliun (unaudited), yang mana 65 persen pendapatan berasal dari produk komersil dan nonpupuk.
Adapun penjualan pupuk ke sektor nonsubsidi, khususnya ke konsumen ritel dan korporasi, di 2022 mencapai 4,08 juta ton atau 101 persen dari target dan penjualan produk nonpupuk mencapai 1,45 juta ton atau 130 persen dari target.
Baca juga: Awal tahun Pupuk Indonesia siapkan stok pupuk subsidi 1,45 juta ton
Baca juga: Sentralisasi pemasaran dorong peningkatan kinerja Pupuk Indonesia
Baca juga: Ganti nama Mega Eltra, Pupuk Indonesia ingin perkuat bisnis pupuk
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023