Nusa Dua (ANTARA News) - Kelompok Negara Berkembang Delapan atau D-8 sepakat memilih putra Indonesia sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) pertama D-8.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada wartawan seusai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke lima D-8 di Nusa Dua, Bali, Sabtu.
"KTT menerima pengaturan baru tentang status sekretariat D-8 dalam upaya peningkatan kerjasama D-8 secara efektif dan efisien," kata Presiden Yudhoyono.
Menurut Presiden, sesuai dengan sejumlah kesepakatan baru yang ditandatangani serta kebutuhan untuk memperbaharui kelembagaan D-8 oleh karena volume pekerjaan yang meningkat sejak D-8 berencana untuk menerapkan strategi, kebijakan dan konsep yang ada di Deklarasi Bali maka diperlukan suatu mekanisme kelembagaan yang kuat.
"Sekjen berasal dari Indonesia, direktur berasal dari Iran dan ekonom dari Turki," kata Presiden.
Pada pembahasan di tingkat Dewan Menteri D-8, 11 Mei 2006, telah disepakati untuk mengubah posisi direktur eksekutif yang ada di sekretariat D-8 menjadi Sekjen, Direktur dan ahli ekonomi.
Pada pembahasan di tingkat pejabat senior, sempat terjadi tarik ulur antarsejumlah negara anggota D-8 tentang negara mana yang berhak memilih Sekjen D-8 periode ini.
Iran, dengan alasan demi kesinambungan program D-8 meminta agar Sekjen D-8 pertama berasal dari negara mantan Ketua D-8 yang berarti adalah Iran.
Namun, Indonesia dengan berpegang pada Deklarasi Istanbul meminta agar Sekjen berasal dari Indonesia selaku Ketua D-8 saat ini karena dalam Deklarasi tersebut disebutkan bahwa Ketua berhak memilih Sekjen.
Sementara itu, negara anggota D-8 juga telah sepakat untuk menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke enam D-8 pada 2008 di Malaysia.
Kesepakatan itu merupakan butir ke-36 atau yang terakhir dalam Deklarasi Bali yang merupakan hasil akhir dari KTT ke lima D-8 di Nusa Dua, Bali, 9 hingga 13 Mei 2006.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006