Yogyakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla di lapangan udara Adi Sucipto, Yogyakarta, Sabtu petang, menerima penjelasan mengenai peningkatan status Gunung Merapi dari "Siaga" menjadi "Awas". Penjelasan disampaikan pejabat dari Pusat Vulkanologi serta Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) sebelum Wapres Jusuf Kalla dan rombongan menghadiri peringatan puncak hari raya Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Dalam pemaparan tersebut, Kepala BPPTK Radhomo Purbo menjelaskan secara teknis mengenai alasan peningkatan status "Siaga" Gunung Merapi menjadi "Awas". Radhomo mengatakan setidaknya ada tiga alasan yang menyebabkan ditingkatkannya status Merapi menjadi "Awas", yaitu pertama, kubah Merapi saat ini sudah berwarna merah, hingga tekanannya menjadi kuat dan dikhawatirkan akan menimbulkan longsor. Kedua, pertumbuhan awan panas kecil yang semakin banyak dan alasan ketiga disebut Radhomo adalah bau gas belerang yang semakin tercium. "Sampai kapan status `Awas` ini belum bisa dipastikan tetapi yang jelas proses pembentukan awan panas sudah dimulai, dan kita tinggal menunggu awan yang besar," katanya. Sementara itu Pusat Vulkanologi dan BPPTK telah mengeluarkan rekomendasi teknis kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, Klaten, Magelang, dan Boyolali. Rekomendasi teknis tersebut berisi imbauan agar segera diambil tindakan evakuasi penduduk dari lokasi bencana ke tempat yang aman, serta mengutamakan evakuasi penduduk yang berada di sepanjang alur sungai di sekitar Gunung Merapi. Selain itu, BPPTK juga mengimbau agar masyarakat menghentikan semua kegiatan seperti bertani, berkebun, berternak, penambangan pasir dan pendakian ke puncak. Masyarakat juga diimbau untuk selalu menaati ketentuan dari Satkorlak dan memelihara komunikasi dengan BPPTK untuk mengawasi kemungkinan meluasnya awan panas.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006