Jakarta, 3/10 (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membenahi fasilitas sarana dan prasarana Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman untuk meningkatkan operasional dan pelayanan sehingga dapat meningkatkan daya tarik bisnis. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan ini sebagai langkah nyata KKP untuk menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada komoditas kelautan dan perikanan. Demikian dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo saat peresmian Tempat Pemasaran Ikan (TPI) dan Kantor UPT di PPS NIZAM ZACHMAN, JAKARTA, Rabu (3/10).
Sharif mengemukakan hal itu terkait, kesiapan infrastruktur dan pelayanan yang prima PPS Nizam Zachman dalam menyambut perkembangan usaha perikanan yang semakin pesat. Lantaran, PPS Nizam Zachman merupakan salah satu lokasi percontohan industrialisasi perikanan, sehingga layak dijadikan acuan atau ‘benchmark’ bagi pelabuhan perikanan lainnya di Indonesia. “PPS Nizam Zachman menjadi barometer kemajuan pembangunan secara nasional,” sambungnya. Adapun pengembangan percontohan industrialisasi perikanan tangkap untuk komoditas TTC berlokasi di 5 pelabuhan perikanan serta 6 lokasi pelabuhan perikanan untuk komoditas non-TTC. Kelima pelabuhan tersebut, meliputi Pelabuhan Bungus Padang, PPS Nizam Zaman, PPN Pelabuhan Ratu, PPS Bintung dan PPN Ambon.
Selain itu, PPS Nizam Zachman yang terletak di Jakarta, merupakan pelabuhan perikanan Unit Pelaksana Teknis KKP yang mampu melayani kapal-kapal perikanan dalam skala besar. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan tersebut merupakan wujud nyata keseriusan KKP untuk membina pelabuhan perikanan yang diamanatkan dalam Permen Kelautan dan Perikanan No. 08 Tahun 2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan. Sharif menambahkan, lewat pembangunan dan pengembangan fasilitas ini diharapkan agar PPS Nizam Zachman dapat meningkatkan fungsi pelabuhan perikanan yang terdiri atas fungsi-fungsi Pemerintahan dan fungsi-fungsi pengusahaan. Peningkatan fasilitas maupun kapasitas sarana dan prasarana pelabuhan bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan, serta mendorong berkembangnya usaha perikanan rakyat dan membantu tercapainya iklim yang kondusif bagi pertumbuhan dunia usaha perikanan
Di samping itu, untuk meningkatkan daya saing produk perikanan, KKP telah menerapkan strategi Industrialisasi perikanan. Strategi tersebut dinilai dapat menjamin pengalokasian sumber-sumber produksi yang optimal serta hasil produksi yang bermutu tinggi. Alhasil, proses produksi mulai dari tahap persiapan sampai dengan pemasaran menjadi lebih efisiensi. Revitalisasi sarana dan prasarana penunjang pelabuhan perikanan dapat meningkatkan efektivitas rantai suplai ikan sehingga dapat meningkatkan daya saing produk perikanan baik di pasar domestik maupun ekspor. KKP menargetkan pembangunan 20 unit pabrik es, 10 unit gudang pendingin, 5 unit rumah kemasan, 3 unit miniplant pengolahan tuna, 8 unit sentra pengolahan serta 100 paket sarana sistem rantai dingin sebagai upaya dalam meningkatkan daya saing perikanan. "Hal ini pada akhirnya bermuara pada peningkatan daya saing produk perikanan dan peningkatan pendapatan pelaku usaha kelautan dan perikanan,” jelas Sharif. Terkait hal itu, KKP menargetkan produksi olahan ikan tahun ini sebesar 4,8 juta ton, atau naik sekitar 6,6 persen jika dibandingkan realisasi produksi olahan perikanan tahun lalu yang mencapai 4,58 juta ton.
Tercatat pada 2011, PPS Nizam Zachman telah menyumbang kontribusi yang nyata bagi perekonomian regional dan nasional. Capaian indikator PPS Nizam Zachman a.l., produksi perikanan sebesar 187 ribu ton, volume ekspor sebesar 27 ribu ton, serta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 39 ribu orang. Di samping itu, perputaran uang yang beredar di PPS ini mencapai Rp 8,5 triliun/tahun. Seperti diketahui sebelumnya, KKP terus menggencarkan, pembangunan dan pengembangan di 816 pelabuhan perikanan di seluruh Indonesia. Pada 2013, KKP akan melanjutkan pembangunan pelabuhan perikanan di 20 lokasi dan 22 UPT pusat.
Sebagai informasi, PPS Nizam Zachman merupakan salah satu pelabuhan perikanan yang dibangun melalui dana pinjaman hibah luar negeri (PHLN) sebagai tindak lanjut dari Loan Agreement No. IP-519 yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) tertanggal 31 Maret 2004. Sejak itu,telah dilaksanakan kegiatan Rehabilitation and Improvement Project of Jakarta Fishing Port atau Proyek Peningkatan dan Rehabilitasi PPS Nizam Zachman Jakarta yang meliputi tiga paket kegiatan yaitu Paket I, Paket II, dan Paket III.
Adapun gedung kantor UPT dan TPI yang diresmikan oleh pelopor industrialisasi di sektor kelautan dan perikanan itu, merupakan bagian dari pekerjaan Paket III yang telah dikerjakan sejak September 2011 sampai dengan Juli 2012. Sementara biaya pekerjaan keseluruhan Paket III sebesar Rp 91,21 miliar dengan 13 macam kegiatan konstruksi, seperti, pembangunan gedung TPI, pembangunan kantor UPT, pekerjaan penerangan listrik di jalan, paket sistem pemantauan dan pengawasan di pelabuhan perikanan serta penambahan terminal power supply. Sharif menyebutkan, terdapat dua pelabuhan perikanan lainnya yang dibangun dengan anggaran PHLN yaitu PPS Belawan dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga di Sumatera Utara melalui Islamic Development Bank (IDB). “Pembangunan pelabuhan perikanan melalui dana PHLN tentunya dengan mempertimbangkan manfaat ekonomi yang akan diperoleh dalam jangka panjang,” paparnya.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Indra Sakti, SE, MM, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.0818159705)
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2012