Vattenfall, selaku pemilik mayoritas PLTN Ringhals di Swedia, telah menginformasikan kepada operator jaringan listrik Svenska Kraftnat bahwa pihaknya bermaksud membangun reaktor berkapasitas 2.800 megawatt di atas tenaga produksi Ringhals saat ini yaitu 2.190 megawatt.
Perusahaan energi Swedia itu juga akan menghubungkan reaktor baru pertama tersebut ke jaringan listrik pada tahun 2032.
Seorang juru bicara Vattenfall mengatakan kepada stasiun televisi SVT pada November 2022 bahwa PLTN skala besar yang ada saat ini tidak memungkinkan.
Aftonbladet melansir bahwa utilitas tersebut kemungkinan bertujuan untuk membangun beberapa SMR, masing-masing dengan hasil energi antara 300 dan 400 megawatt.
Selain itu, pembangunan itu juga karena konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan harga listrik di Swedia menyentuh level yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 2022 sehingga berkontribusi pada inflasi tak terkendali di Swedia.
Sementara itu, Menteri Iklim dan Lingkungan Swedia Romina Pourmokhtari mengatakan bahwa meskipun reaktor yang lebih kecil mungkin tidak menawarkan skala ekonomi serupa, reaktor tersebut memiliki beberapa keunggulan lain, seperti lebih murah dan lebih cepat dibangun.
"Tahun 2032 sangat ambisius, tetapi (pembangunan) harus secepat mungkin," kata Pourmokhtari.
Badan Keselamatan Radiasi Swedia menyebutkan produksi tenaga nuklir baru tersebut diprediksi mencakup sekitar 30 persen dari listrik yang diproduksi di Swedia.
Saat ini, empat reaktor di Swedia telah non-aktif antara tahun 2017 hingga 2022, sementara enam reaktor lain masih berfungsi dan berada di tiga lokasi.
Menjelang pemilu Swedia pada September 2022, kubu yang akhirnya menang berjanji akan meningkatkan ketahanan energi dan menurunkan harga listrik melalui kebijakan mendorong pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir baru.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023