Sydney (ANTARA) - Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena stok minyak mentah AS naik kurang dari yang diperkirakan, sementara dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah untuk pembeli non-Amerika.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 12 sen menjadi diperdagangkan di 86,24 dolar AS per barel pada pukul 01.19 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 30 sen menjadi diperdagangkan di 80,45 dolar AS per barel.
Persediaan minyak mentah naik 533.000 barel menjadi 448,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Januari, kata Badan Informasi Energi (EIA). Itu jauh lebih rendah dari perkiraan untuk kenaikan 1 juta barel.
Meskipun penumpukan minyak mentah lebih kecil dari perkiraan, stok minyak mentah mencapai level tertinggi sejak Juni 2021, kata EIA.
Juga membantu untuk meningkatkan minyak adalah dolar AS yang melemah terhadap euro pada Rabu (25/1/2023) karena sebagian besar investor menghentikan taruhan besar menjelang pertemuan bank sentral minggu depan, termasuk dari Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa.
Faktor yang membuat harga minyak tidak bergerak lebih tinggi adalah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global yang menghambat permintaan bahan bakar.
Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hampir tidak bergerak di atas 2,0 persen tahun ini, menurut jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom, yang mengatakan risiko yang lebih besar adalah penurunan peringkat lebih lanjut dari prospek mereka. Itu bertentangan dengan optimisme yang meluas di pasar sejak awal tahun.
Baca juga: Stok minyak AS tertinggi sejak Juni 2021 karena permintaan turun
Baca juga: Harga minyak cenderung datar, kenaikan stok AS di bawah perkiraan
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023