Faktor yang menjadi masalah bukan daya saing produk ekspor Indonesia, tapi pelemahan pasar global,"

Jakarta (ANTARA News) - Daya saing produk-produk ekspor non-migas Indonesia masih relatif kuat meskipun pertumbuhan nilai ekspornya berada dalam tekanan, demikian disampaikan Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi.

"Faktor yang menjadi masalah bukan daya saing produk ekspor Indonesia, tapi pelemahan pasar global," kata Bayu dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Perdagangan Jakarta, Selasa.

Pernyataan itu dikemukakan Bayu merujuk kinerja ekspor 15 komoditas utama non-migas pada Januari hingga Agustus 2012 yang mencapai pertumbuhan volume 6,34 persen dibanding periode sebelumnya sedangkan pertumbuhan nilai turun sebesar 3,69 persen.

"Dari konteksi ini kita memang harus tetap waspada, tapi tidak perlu khawatir secara berlebihan,"

Wamendag menambahkan kegiatan ekspor Indonesia semakin beralih ke komoditas yang memberikan nilai tambah atau produk-produk hilir.

"Memang indikasi itu masih kecil, tapi hal itu adalah indikasi positif terhadap struktur ekspor kita yang menuju (komoditas) nilai tambah," kata Bayu.

Ekspor komoditas bernilai tambah itu, menurut Bayu, dapat dilihat dari peningkatan pangsa pasar produk pakaian jadi pada Januari -- Juli 2012 sebesar 60,95 persen dibanding periode yang sama 2011 sebesar 59,65 persen.

Sementara, pangsa pasar produk serat dan benang--yang merupakan bahan baku produk pakaian jadi--pada Januari -- Juli 2012 sebesar 35,95 persen turun dari periode sebelumnya 2011 sebesar 37,78 persen.

"Jika tekanan harga sudah mereda atau pemulihan ekonomi dunia sudah datang, kita akan melihat daya ekspor Indonesia punya kemampuan lebih besar," kata Bayu.
(I026)

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012