Jarum jam digerakkan lebih dekat atau lebih jauh dari tengah malam berdasarkan analisis para ilmuwan tentang ancaman terhadap dunia yang mengemuka pada waktu tertentu.
Sebagaimana dilansir dari Reuters, Jam Kiamat adalah penunjuk waktu simbolis yang menunjukkan seberapa dekat dunia akan berakhir. Tengah malam menandai titik teoritis pemusnahan.
Ancaman apokaliptik dapat muncul dari ketegangan politik, senjata, teknologi, perubahan iklim, atau penyakit pandemi.
Baca juga: Terlacak dari luar angkasa, Ilmuwan temukan koloni penguin baru
Bagaimana pengaturan jamnya?
Sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Chicago bernama Buletin Ilmuwan Atom memperbarui waktu setiap tahun berdasarkan informasi mengenai risiko bencana bagi planet dan umat manusia.
Dewan ilmuwan dan pakar lainnya dalam teknologi nuklir dan ilmu iklim, termasuk 13 Pemenang Nobel, mendiskusikan peristiwa dunia dan menentukan di mana harus meletakkan jarum jam setiap tahun.
Jam Kiamat dibuat pada 1947 oleh sekelompok ilmuwan atom, termasuk Albert Einstein, yang telah bekerja di Proyek Manhattan untuk mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia selama Perang Dunia Kedua.
Baca juga: Ilmuwan identifikasi protein di otak untuk pengobatan skizofrenia
Pukul berapa sekarang?
Pada 90 detik hingga tengah malam, Jam Kiamat sekarang menjadi yang paling dekat dengan tengah malam. Ini adalah pertama kalinya bergerak sejak ditetapkan pada 100 detik hingga tengah malam pada tahun 2020.
Pengaturannya mencerminkan dunia di mana invasi Rusia ke Ukraina telah menghidupkan kembali ketakutan akan perang nuklir. Perang sebagian besar, tetapi tidak secara eksklusif menjadi alasan kekuatan bergerak maju, kata para ilmuwan.
Lebih dari 75 tahun yang lalu, jam mulai berdetak pada tujuh menit menjelang tengah malam.
Pada 17 menit hingga tengah malam, waktu menunjukkan hari kiamat pada tahun 1991, ketika Perang Dingin berakhir dan Amerika Serikat dan Uni Soviet menandatangani Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis yang secara substansial mengurangi persenjataan nuklir kedua negara.
Baca juga: Ilmuwan global terbitkan daftar isu ilmiah penting 2022
Baca juga: Ilmuwan usulkan metode penanggalan inovatif sedimen fluvial kompleks
Baca juga: Ilmuwan sebut laju deforestasi berpotensi tingkatkan penularan malaria
Penerjemah: Siti Zulaikha
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023