Sydney (ANTARA News) - Dua kapal perang Australia Sabtu berlayar ke Timor Leste untuk memungkinan dilakukannya tindakan cepat sebagai jawaban atas permintaan bantuan pemerintah Dili dalam mengatasi kerusuhan, kata pejabat-pejabat di Canberra. Dikatakan bahwa kerusuhan di negara termuda di dunia itu masih berlanjut, menyusul demonstrasi 28 April yang menyebabkan lima orang tewas. DPA melaporkan Australia menawarkan untuk mengirimkan tentaranya ke Timor Timur, suatu tawaran yang dibantah oleh pemerintah Perdana Menteri Mari Alkatiri. Setelah pecah kerusuhan yang memburuk sejak kemerdekaannya pada tahun 2002, lebih dari 20.000 orang Timor Leste dipercayai telah meninggalkan Dili. Aksi-aksi demonstrasi dipimpin oleh tentara yang tidak puas kemudian dipecat karena desersi. Pemerintah memecat sepertiga dari jumlah angkatan bersenjatanya pada Februari lalu, sehingga menimbulkan percikan aksi-aksi politik di kalangan mereka yang dipecat itu. Protes-protes di Dili pada April mengakibatkan pertempuran-pertempuran secara teratur antara kelompok-kelompok etnis yang berselisih di separoh pulau yang pernah menjadi provinsi ke-27 Indonesia itu. Sebanyak 591 tentara yang dipecat kebanyakan berasal dari dekat perbatasan dengan provinsi Timor Barat Indonesia. Mereka mengklaim orang-orang Timor dari Timor Leste berandil dalam menimbulkan kerusuhan itu. Dua kapal perang Australia kini masih berada di perairan Australia dan tidak akan memasuki teritorial Timor Timur selama mereka tidak diundang untuk memasuki wilayah mereka. Berbicara di Sydney awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Timor Timur Jose Ramos-Horta membantah bahwa suatu perang sipil terjadi negaranya. "Ada kabar-angin yang cepat meluas, spekulasi yang dilebih-lebihkan dalam media internasional tentang ukuran kejadian-kejadian itu," kata Ramos-Horta kepada para wartawan. Dalam referendum 1999 di bawah pengawasan PBB, penduduk Timor Timur memberikan suara bulat untuk merdeka dari pemerintah Jakarta. Sekitar 1.000 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan setelah itu, yang juga menghancurkan sekitar tigaperempat bangunan yang ada di wilayah itu. Timor Timur adalah bekas jajahan Portugis, menjadi bagian Indonesia pada 1975 menyusul perang sipil di daerah itu.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006