Tanggal 28 Januari 2022 nanti kita lakukan vaksinasi massal di Kantor Gubernur Bali khusus pelaku pariwisata
Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati menyampaikan bahwa PHRI Bali akan menggelar vaksinasi COVID-19 booster atau penguat kedua khusus pelaku pariwisata.
"Tanggal 28 Januari 2022 nanti kita lakukan vaksinasi massal di sini (Kantor Gubernur Bali) khusus pelaku pariwisata untuk meningkatkan daya tahan tubuh," kata Tjok Oka Artha Ardana di Denpasar, Selasa.
Vaksinasi COVID-19 dosis penguat kedua sendiri sudah dapat diakses masyarakat Bali per Selasa ini dengan ketentuan usia 18 tahun ke atas dan sudah melakukan vaksinasi penguat pertama setidaknya 6 bulan sebelumnya.
"Ini meningkatkan imunitas kita semua terutama pelaku pariwisata. Pemerintah pusat memprioritaskan vaksin untuk penguat kedua, semua boleh, oleh sebab itu, terkait meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara maka yang paling strategis dilakukan adalah meningkatkan imunitas," ujar Ketua PHRI Bali.
Orang nomor dua di Pemprov Bali yang akrab disapa Cok Ace itu juga menambahkan alasan lain dari pelaksanaan vaksinasi massal, yaitu banyaknya pertanyaan soal upaya pencegahan penyebaran virus di saat wisatawan mancanegara asal China mulai datang.
Baca juga: 37 ribu dosis akan kedaluwarsa, warga Bali diajak segera vaksinasi
Baca juga: Pemprov Bali tangani kasus rabies dengan skema penanganan PMK
"Yang banyak dibicarakan teman-teman adalah dengan adanya Tiongkok (wisatawan) ke Bali khawatir akan munculnya COVID-19, sehingga kami menggunakan pola pendekatan dari dua sisi," tuturnya.
Yang pertama, kata dia, adalah bagaimana Pemprov Bali memastikan dan meyakinkan bahwa wisatawan mancanegara itu datang ke Bali tidak dalam kondisi sakit, seperti perlakuan kepada wisatawan pada umumnya.
"Di bandara kan masalah temperatur berlaku di sana, kalau suhu tubuhnya lebih akan diperiksa," kata Cok Ace.
Dalam pidato pembukaannya di Rakerda PHRI Bali juga Cok Ace menyampaikan bahwa pemerintah pusat dan daerah tidak akan membeda-bedakan wisatawan, apalagi tidak semua negara memiliki kebijakan yang sama soal vaksinasi.
Sementara itu untuk pendekatan kedua akan dilakukan dengan meningkatkan imunitas tubuh khususnya bagi masyarakat Bali yang berisiko termasuk pegawai dan pelaku pariwisata melalui vaksinasi penguat kedua.
Baca juga: PHRI Bali: 30 ribu SDM terlibat di 24 hotel delegasi G20
Baca juga: Pemprov Bali gandeng Polda dan PHRI cek kesiapan venue KTT G20
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023