Kami siapkan dua langkah strategis
Jakarta (ANTARA) - Indonesia Port Corporation Terminal Peti Kemas (lPC TPK) menyiapkan dua langkah strategis untuk menghadapi pemadaman listrik di Pelabuhan Tanjung Priok agar tidak menghambat operasional di kawasan itu.
"Kami siapkan dua langkah strategis yakni pertama menyediakan pemasok daya listrik cadangan (generator set) dan uninterruptible power supply (UPS) dan kedua, rencana business continuity management (BCM) untuk mengatasi dampak terhadap operasional lainnya," kata Direktur Utama lPC TPK David Pandapotan Sirait di Jakarta Utara, Selasa.
Ia menjelaskan, PLN juga memerlukan pemeliharaan sehingga harus juga dipadamkan dalam waktu singkat seperti yang terjadi pada Sabtu (21/1) dan karenanya harus diusahakan agar hal itu tidak berdampak kepada operasional perseroan, baik itu akses internet maupun lainnya.
David mengatakan penyediaan pemasok daya listrik cadangan (generator set) dan UPS untuk daya bagi perangkat sambungan nirkabel di seluruh area IPC TPK, sedangkan rencana BCM untuk mengatasi dampak terhadap operasional lainnya.
Baca juga: IPC TPK bertekad pertahankan kinerja positif pada 2023
Senior Manager Operasional IPC TPK Medi Utama mengungkapkan BCM adalah suatu dokumen tertulis tentang kegiatan terencana mengenai langkah-langkah untuk mengurangi risiko dan penanganan gangguan operasional dan proses pemulihannya.
"Itu agar kegiatan operasional perusahaan dan pelayanan kepada pelanggan dapat berlangsung secara manual," kata Medi.
Melalui BCM, kata Medi, dampak keterlambatan (delay) operasional ketika terjadi pemadaman listrik dapat dikurangi.
Selain itu, area tunggu kendaraan (buffer area) pengangkut peti kemas juga turut dimaksimalkan kapasitasnya agar lalu lintas kendaraan tidak terhambat sampai situasi operasional kembali normal.
Baca juga: IPC TPK siaga bongkar-muat peti kemas tujuh hari 24 jam
"Buffer area" atau ruang-ruang kosong sebelum truk peti kemas masuk ke terminal, kata Medi, difungsikan secara situasional ketika timbul kemacetan agar pengemudi bisa memarkir sementara kendaraannya.
"Salah satu 'buffer area' terbesar kan saat ini ada di eks JICT-2 dan di sana bisa menampung sekitar 300 truk," kata Medi.
Terkait komunikasi persoalan kelistrikan, lanjut Medi, IPC TPK bekerja sama dengan salah satu anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelindo (Persero) yakni PT Energi Pelabuhan Indonesia untuk berkomunikasi dengan PT PLN (Persero) terkait pelaksanaan upaya preventif.
Sedangkan fungsi kuratif dijalankan IPC TPK agar jaminan pemulihan berlangsung cepat pada saat terjadi pemadaman listrik bisa membuat tenang para pengguna jasa kepelabuhanan.
Baca juga: IPC TPK layani rute baru "direct call" ke China
Hal itu di antaranya, menyiapkan genset dan UPS yang handal, serta menjembatani komunikasi di lapangan dengan operator ruangan pengendali (control room) secara manual menggunakan BCM.
"Saat terjadi kemacetan, orang di ruang kontrol memetakan titiknya, kemudian berkomunikasi dengan orang di lapangan untuk memberikan saran-saran mengenai rekayasa lalu lintas, mau membuka buffer yang mana, mau mengalirkan truk ke arah mana, itulah fungsi kuratif yang kami jalankan," kata Medi.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023