Jakarta (ANTARA) - Direktur Treasury & International Banking PT Bank Mandiri Tbk Panji Irawan mengatakan Bank Mandiri akan menerbitkan surat utang hijau atau green bond pada semester I 2023.

"Ya kemungkinannya begitu, kan kami public expose minggu depan. Itu bisa digunakan financial statementnya untuk aksi korporasi," kata Panji usai konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta,

Ia mengatakan telah membuat Rencana Bisnis Bank (RBB) terkait penerbitan surat utang tersebut senilai sekitar Rp5 triliun.

"Untuk Environment, Sustainable, dan Government (ESG) , ini komitmen kita untuk ESG karena liability-nya sudah dalam kerangka ESG," katanya.

Adapun saat ini sebesar 24 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Mandiri berkaitan dengan ESG.

"Penerbitan surat utang hijau ini sedang dalam proses, perlu izin dari OJK, jadi kami butuh izin dari mereka," ucapnya.

Pada 2023, Ia mengatakan likuiditas Bank Mandiri masih baik ditopang oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan wholesale funding seperti surat utang atau bond, Negotiable Certificate of Deposit (NCD), dan repo to maturity.

Sementara itu, Loan to Deposit Ratio Bank Mandiri pada 2023 akan bergantung pada seberapa cepat kredit Bank Mandiri tersalurkan yang dipengaruhi oleh kemampuan calon peminjam.

"Jadi sangat tergantung, kalau bank mau kasih, tapi juga dari sisi demandnya ada atau tidak. Paling utama, refinancing yang jatuh tempo lalu rolling, jangan lupa ada bond yang jatuh tempo di korporasi,"

Baca juga: Bank Mandiri gelar Mandiri Investment Forum pada 1 Februari 2023
Baca juga: Bank Mandiri proyeksi BI tahan suku bunga 5,75 persen sepanjang 2023
Baca juga: Bank Mandiri optimis transaksi kartu kredit tumbuh di 2023

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023