Jakarta (ANTARA News) - Seperti laiknya pasien yang dirawat di rumah sakit, mantan Presiden Soeharto yang sejak beberapa hari lalu dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta juga mendapat kiriman bunga dari rekan, sahabat dan handai taulan. Menurut pantauan ANTARA di RSPP pada Jumat siang, di depan pintu lift lantai lima menuju ruangan tempat mantan orang terkuat di Indonesia pada masa orde baru itu dirawat terlihat sejumlah rangkaian aneka warna bunga dengan berbagai ukuran. Di antara rangkaian bunga yang diletakkan di lobi menuju ruang 536 terdapat pula rangkaian bunga yang pada kartu ucapannya tertulis dikirimkan oleh H Taufik Kiemas dan Hj Megawati Soekarno Putri, Mantan Menko Kesra Azwar Anas dan Bendahara Partai Golkar, Ahmad Dara Jakile. Beberapa petugas tampak berjaga di sekitar ruangan tempat mantan Presiden Soeharto dirawat. Dua pria berbaju batik dan satu pria berkemeja putih terlihat berjaga di depan penyekat yang dipasang di bagian depan kamar 532 di lantai lima gedung A. Di lobi yang terletak di depan pintu lift lantai lima yang menuju kamar 536 beberapa petugas juga tampak berjaga. Para petugas tidak mengizinkan wartawan masuk atau melewati ruangan tersebut. "Tunggu di bawah saja," kata seorang petugas ketika beberapa wartawan mencoba masuk ke ruangan tempat penguasa orde baru itu dirawat. Sebelumnya Tim Dokter Kepresidenan menjelaskan meski sudah dalam keadaan sadar, namun saat ini secara umum kondisi mantan Presiden Soeharto, yang pada Senin (8/5) dini hari menjalani operasi pemotongan usus sepanjang 40 cm dan pada Kamis (11/5) malam menjalani operasi ringan pemasangan pipa lambung, masih lemah. "Secara umum beliau masih agak lemah karena Hb-nya (haemoglobin-red) turun. Ini konsekuensi logis dari pemasangan pipa lambung yang dilakukan untuk mengeluarkan gas yang berlebihan di lambung," kata anggota Tim Dokter Kepresidenan Djoko Raharjo. Menurut Djoko saat ini tim dokter masih melakukan pengobatan sesuai kebutuhan yang di antaranya adalah penambahan darah dan albumin.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006