Surabaya (ANTARA News) - Warga sejumlah desa di lereng Gunung Merapi dalam wilayah Kabupaten Klaten, Jateng, kini merasakan udara di lereng gunung tersebut semakin panas yang diduga dampak meningkatnya aktivitas Gunung Merapi.
"Suhu udara disini saat ini makin panas. Udara yang biasanya sejuk, kini terasa gerah," kata petugas jaga Posko pengungsian di Desa Dompol, Kecamatan Kemalang, Klaten, Joko, yang dihubungi ANTARA per telepon Jumat malam.
Gunung Merapi yang kini aktivitasnya semakin meningkat, dikitari empat kabupaten yakni Kabupaten Klaten, Boyolali dan Magelang yang termasuk wilayah Propinsi Jateng dan Sleman yang merupakan wilayah Daerah Istimewa Jogjakarta.
Joko mengatakan, menurut keyakinan warga, meningkatnya suhu udara di kawasan lereng Gunung Merapi, selalu dihubungkan dengan peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Apalagi, kenaikan suhu udara tersebut terjadi cukup ekstrim dibandingkan biasanya.
Dugaan warga tersebut cukup beralasan, sebab berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Gunung Merapi (2.965 mdpl) kini sudah memasuki masa kritis kedua dan terus menunjukkan peningkatan aktivitas dengan gempa guguran makin banyak dan jarak luncur lava pijar makin jauh dari puncaknya.
BPPTK Yogyakarta mencatat terjadi 130 kali gempa guguran pada 11 Mei lalu, dan sehari sebelumnya atau pada 10 Mei gempa serupa terjadi 133 kali. Sedangkan pada 12 Mei 2006 dari pukul 00.00 hingga pukul 06.00 WIB terjadi 45 kali gempa guguran.
Karena itu, Joko mengimbau warga desa sekitar lereng gunung Merapi selalu waspada dan terus mengamati perkembangan aktivitas gunung, sehingga ketika statusnya meningkat menjadi "awas" bisa segera melakukan evakuasi.
Ditanya jumlah pengungsi, Joko mengemukakan bahwa di Posko pengungsi yang disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten di Desa Dompol, Ngemplak Seneng maupun di Kantor Kecamatan Kemalang, saat ini sudah tidak ada pengungsi karena mereka pulang paksa.
"Pengungsian semuanya sepi, tidak ada yang menghuni. Tapi, tenda-tenda pengungsian serta armada angkutan untuk evakuasi warga tetap disiapkan," ujar staf Kantor Kecamatan Kemalang tersebut.
Sementara itu, dari pemukiman warga Desa Sidorejo, Tegalmulyo dan Balerante di wilayah Kecamatan kemalang yang lokasinya berdekatan dengan puncak Gunung Merapi, sekitar 3-4 kilometer dari puncak gunung, kini terus berjaga-jaga di luar rumah untuk mengamati perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
Bahkan, hampir di seluruh rumah penduduk telah disiapkan kentongan yang akan digunakan untuk memberitahu warga lainnya jika Gunung Merapi meletus.
"Kentongan itu akan dipukul terus menerus dan akan disambung warga lainnya secara bersautan jika Merapi meletus," kata Diyono, seorang warga Desa Sidorejo.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006