Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Arief Hidayat mengingatkan kembali pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Berkat Pancasila yang digali oleh Bung Karno justru menjadi perekat persatuan Indonesia selama ini, meski sudah beberapa kali mengalami goncangan dalam perjalanan sejarahnya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Guru besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro itu menjelaskan bangsa yang homogen umumnya rentan terpecah-belah, tapi negara yang heterogen atau bineka mempunyai ketahanan nasional yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, Hakim Mahkamah Konstitusi itu menegaskan tugas alumni GMNI sebagai bagian dari anak bangsa untuk bersama-sama membangun soliditas bangsa dengan prinsip toleransi dan gotong royong sesuai yang diwariskan para pendiri bangsa.

Hal itu disampaikan Arif dalam Perayaan Natal bersama Keluarga Besar PA GMNI di Jakarta.

Baca juga: Ketua PA GMNI minta kader perkuat narasi persatuan di media sosial
Baca juga: Hakim MK Arief Hidayat terpilih sebagai Ketua Umum DPP PA GMNI

Semangat Natal, kata dia, diharapkan menjadi inspirasi bagi keluarga besar PA GMNI dalam merawat persatuan, kemajemukan, dan toleransi sesama anak bangsa. Tentunya tak lupa memperhatikan kelompok miskin dan berbagi kasih kepada sesama.

Arif meminta sesama anak bangsa untuk mengukuhkan kembali semangat persatuan dan gotong royong di tengah situasi bangsa dan dunia yang penuh ketidakpastian.

Bangsa Indonesia beruntung mempunyai Pancasila sebagai panduan bernegara dan "way of life" dalam menyikapi tuntutan kehidupan yang semakin kapitalistis dan hedonistis, paparnya.

Sementara itu Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Gomar Gultom menyampaikan khotbah Natal yang bertema "...Maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain."(Matius 2:12).

Ia menyampaikan makna dari "menemukan jalan lain" adalah kembali ke jalan yang sesuai dengan perintah Kristus.

Jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, bebas dari sikap kekerasan dan intoleransi, mewujudkan ekonomi yang lebih baik di tengah banyak orang kehilangan pekerjaan dan penghasilan serta etika berpolitik yang lebih baik jelang pesta demokrasi mendatang.

Pewarta: Fauzi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023