Ketua Formalisa, Abdul Gani di Depok Minggu mengatakan warga RW 01, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok sudah mampu mengelola sampah sebanyak dua ton setiap harinya. Dengan swadaya masyarakat, pihaknya berkomitmen untuk menanggulangi sampah. Dengan harapan, bisa membantu Pemerintah Kota Depok dalam mengatasi masalah sampah.
"Dengan bimbingan berbagai pihak, terutama Babeh Idin pemilik Sanggah Buana Kali Pesanggrahan, kami pun membuat sistem pengolahan sampah yang dibakar pada penampungan khusus, kemudian asapnya disaring dan distilasi atau disuling menjadi air," tambahnya.
Sementara itu Ketua Jawara Depok Ubaidilah mengatakan sampah bisa menjadi berkah, dengan pengelolaan sampah terpadu, nantinya akan dioptimalkan nilai ekonomis dari sampah, paling tidak ada tiga jenis sampah.
Baca juga: SKSG UI dan Pemkot Depok bentuk kelompok pemerhati masalah sampah
Baca juga: Pembuangan sampah Depok ke TPPAS Nambo belum bisa terlaksana
Ubaidilah mengatakan sampah organik yang mudah terurai dan bisa menjadi kompos dan maggot. "Sementara sampah anorganik yang sulit terurai namun bisa daur ulang bisa dijadikan berbagai kreasi dan bisa dijual di bank sampah, dan sampah B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun bisa diolah menjadi batako,” ungkapnya.
"Kami berharap kolaborasi ini selain mampu menyelesaikan masalah sampah secara terpadu juga mampu meningkatkan kesejahteraan warga sekitar, sesuai dengan tagline acara hari ini, bersih lingkungannya, sejahtera warganya," tutur Ubaidilah
Wali Kota Depok Mohammad Idris menyampaikan apresiasinya kepada warga di RW 01, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo yang mampu mengelola sampah rumah tangga secara mandiri. Melalui Forum Masyarakat Peduli Sampah dan Kebersihan Aliran Sungai (Formalisa), mereka mampu mengelola sampah sebanyak dua ton setiap harinya.
"Secara pribadi dan atas nama Pemerintah tentu sangat mengapresiasi. Ke depan terkait penanganan sampah ini tentu akan terus didukung. Misalnya, permintaan Formalisa ini terkait lahan, jika warga RW lainnya bisa kompak, pemerintah dapat menyediakan lahannya, tinggal berkomitmen dan sampaikan melalui DLHK Kota Depok," katanya.
Baca juga: Wali Kota Depok berharap pembuangan sampah ke Nambo tak ada hambatan
Ubaidilah mengatakan sampah organik yang mudah terurai dan bisa menjadi kompos dan maggot. "Sementara sampah anorganik yang sulit terurai namun bisa daur ulang bisa dijadikan berbagai kreasi dan bisa dijual di bank sampah, dan sampah B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun bisa diolah menjadi batako,” ungkapnya.
"Kami berharap kolaborasi ini selain mampu menyelesaikan masalah sampah secara terpadu juga mampu meningkatkan kesejahteraan warga sekitar, sesuai dengan tagline acara hari ini, bersih lingkungannya, sejahtera warganya," tutur Ubaidilah
Wali Kota Depok Mohammad Idris menyampaikan apresiasinya kepada warga di RW 01, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo yang mampu mengelola sampah rumah tangga secara mandiri. Melalui Forum Masyarakat Peduli Sampah dan Kebersihan Aliran Sungai (Formalisa), mereka mampu mengelola sampah sebanyak dua ton setiap harinya.
"Secara pribadi dan atas nama Pemerintah tentu sangat mengapresiasi. Ke depan terkait penanganan sampah ini tentu akan terus didukung. Misalnya, permintaan Formalisa ini terkait lahan, jika warga RW lainnya bisa kompak, pemerintah dapat menyediakan lahannya, tinggal berkomitmen dan sampaikan melalui DLHK Kota Depok," katanya.
Baca juga: Wali Kota Depok berharap pembuangan sampah ke Nambo tak ada hambatan
Baca juga: Pemkot Depok kantongi izin buang sampah ke TPPAS Lulut-Nambo Bogor
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023