“Memang Muhammadiyah bukan ormas publik, tetapi sosial keagamaan. Tapi dalam perjalanan politik Indonesia, kita juga melihat Muhammadiyah ikut mewarnai perjalanan politik Republik Indonesia. Itu tidak bisa dihindarkan,” kata Hermono.
Ia berbicara pada pembukaan Musyawarah Cabang Istimewa Muhammadiyah dan Aisyiyah Malaysia (Musycab ke-IV) di Kuala Lumpur, Sabtu (21/1).
Sebentar lagi, Hermono mengingatkan, Indonesia akan melaksanakan pemilihan umum, termasuk di Malaysia. Aktivitas yang mengarah pada Pemilu 2024, ujarnya, sudah terasa.
“Tahapan pemilu di Malaysia sudah mulai dengan diadakan pemilihan PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri),” ujar Hermono yang diikuti secara daring.
Muhammadiyah, menurut dia, bukan saja berpartisipasi soal pemilu, tapi juga memberi warna agar Pemilu 2024 di Malaysia dilaksanakan dengan benar dan jujur.
Muhammadiyah juga dapat mewarnai bentuk pemilu Indonesia di Malaysia sebagai pemilihan yang demokratis dan salah satu pesta politik, kata Hermono.
“Saya kira, Muhammadiyah juga ikut dalam mewarnai bentuk pemilu di Malaysia. Dalam bentuk apa? Pemilu di Malaysia ini harus demokratis. Sehinggam , pemilu di Republik Indonesia bisa menyamai sebagai suatu pesta politik,” ujar dia.
Jika ada catatan-catatan pelaksanaan Pemilu 2019, kata Dubes, perlu ada catatan baru yang berbeda dengan sebelumnya.
“Tapi bagaimanapun diupayakan ikut menjaga suasana yang kondusif, tenang, damai, rukun. Beda politik biasa, tapi bukan artinya itu bisa ikut menghujat dan memaki,” kata Hermono.
Baca juga: Perwakilan RI di Malaysia mulai mendata ulang seluruh WNI
Baca juga: Ini permintaan parpol di Malaysia terkait surat suara pos
Melihat bursa calon pasangan presiden dan wakil presiden 2024
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023