Jakarta (ANTARA) - Setelah jeda selama dua tahun akibat COVID-19, International Green Week (IGW), pameran perdagangan pangan, pertanian, dan hortikultura terkemuka, kembali dibuka untuk pengunjung pada Jumat (20/1).
Berlangsung hingga 29 Januari, IGW menyuguhkan gambaran pasar global untuk industri makanan dan "spesialisasi regional terbesar," menurut pihak penyelenggara.
Sekitar 1.400 peserta pameran dari 60 negara menyambut kurang lebih 300.000 pengunjung, 100.000 lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi.
Ajang tersebut merupakan "pameran terbaik untuk industri pertanian dan makanan," kata Menteri Pertanian Jerman Cem Oezdemir dalam pidato pembukaannya. "Cara kita bersantap memiliki dampak signifikan pada hasil pertanian, cara produksinya, serta konsekuensinya bagi manusia, alam, dan iklim."
Membahas isu keberlanjutan, ketahanan pangan, dan aksi iklim, International Green Week Berlin akan mengadakan lebih dari 300 acara sampingan dengan sejumlah pakar politik, bisnis, dan sains, termasuk perwakilan tingkat tinggi dari organisasi internasional, seperti Bank Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO)
Produksi pangan dan pakan menyebabkan hilangnya sekitar 70 persen keanekaragaman hayati dan 75 persen deforestasi, menurut World Wildlife Fund (WWF). Selain itu, hampir sepertiga pasokan ikan dunia dinilai telah ditangkap secara berlebihan.
"Sorotan politik" dari pameran tersebut adalah Forum Global untuk Pangan dan Pertanian (Global Forum for Food and Agriculture) ke-15, menurut pihak penyelenggara.
Sabtu (21/1), sekitar 80 menteri pertanian nasional akan membahas respons global industri terhadap berbagai krisis dengan lebih dari 2.000 pakar.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023