“Dr King adalah sosok ikonik dalam gerakan hak sipil dan dikenang atas perjuangannya memperjuangkan kesetaraan ras,” kata Monica dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Monica menuturkan bahwa Dr King merupakan sosok yang menyelipkan berbagai pesan terkait antikekerasan, dan komitmen terhadap keadilan yang tidak bisa digoyahkan.
Misalnya, terkait dengan mimpi untuk mewujudkan kesetaraan bagi ras kulit putih dan kulit hitam dalam pidatonya “I Have a Dream” sekitar tahun 1960.
"Pesannya tersebut telah mengilhami banyak orang di dunia, termasuk anak muda di Indonesia untuk menyuarakan hal-hal yang sama," kata Monica.
Baca juga: Studio Denny JA buat film dari puisi esai
Monica melanjutkan spirit Dr King masih terasa hingga kini. Pada tahun 2020-an, spirit tersebut masih digunakan walaupun untuk hal yang berbeda. Ia mencontohkan satu persen dari orang terkaya menguasai 85 persen kekayaan di dunia.
Ia melihat seorang penggagas puisi esai Denny JA misalnya, membuat sebuah karya dengan spirit yang sama berjudul “Lennon Has a Dream Too”, yang memuat mimpinya terhadap lebih meratanya ekonomi orang kaya dan orang miskin.
“Bedanya, Martin Luther King menyuarakan antidiskriminasi sesuai konteks sosial politik AS lebih banyak diwarnai diskriminasi kulit hitam dan putih. Sementara dalam konteks politik Indonesia segmentasi kulit hitam dan putih tidak mencolok,” katanya.
Menurut dia, Denny mempunyai sebuah mimpi jika saja banyak politisi membaca puisi dan lebih banyak penyair memahami politik, maka akan mewarisi dunia yang lebih baik. Puisi esai lahir untuk menempatkan persoalan sosial yang nyata ke dalam jantung puisi dengan bahasa yang indah, serta mudah dipahami oleh publik.
Baca juga: 20 buku puisi esai Denny JA diterjemahkan ke bahasa Inggris
Puisi di Indonesia juga bisa semakin berwarna, karena banyak isu yang dapat dibahas melalui puisi seperti soal diskriminasi karena keyakinan agama, etnis Tionghoa dalam kerusuhan 1998, LGBTQ hingga jurang kaya dan miskin.
“Jangan pernah meremehkan karya sastra. Buktinya novel Uncle Tom’s Cabin yang ditulis oleh Harriet Beecher Stowe berhasil membuat masyarakat Amerika tergugah dan pada akhirnya menghapus hukum perbudakan di konstitusi Amerika Serikat,” kata Monica.
Pihaknya bersama dengan Pusat Kebudayaan Amerika Serikat @america, telah menyelenggarakan pembacaan puisi esai di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia pada Jumat (20/1), sebagai bentuk penghormatan pada hari lahirnya Dr Martin Luther King Jr.
Baca juga: Karakter siswa di sekolah dapat dibangun lewat puisi esai
Acara itu mengundang komunitas pencinta sastra dan seni, aktivis hak sipil, dan publik generasi muda untuk berkumpul dan membagikan puisi asli atau karya favorit mereka sendiri yang terinspirasi dari pesan Dr King tentang kesetaraan dan keadilan untuk semua.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023