Cirebon, (ANTARA News) - Sekitar 2.000 hektar lahan pantai di Kabupaten Cirebon perlu segera dihijaukan dengan tanaman mangrove, selain untuk mengembalikan kesuburan lahan tambak, menetralisir pencemaran laut, juga sekaligus menahan pantai dari gempuran abrasi. "Penghijauan pantai dengan tanaman mangrove merupakan prioritas bagi pantai Cirebon yang sudah rusak akibat ekploitasi berlebihan saat demam budidaya udang dan meningkatnya pencemaran laut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon Ir Nunung Nurjanah kepada ANTARA di Sumber, Jumat (12/5). Ia mengungkapkan, akibat eksploitasi tambak untuk budidaya udang secara terus menerus dari tahun 1975 sampai 1990-an itu menyebabkan tanah tambak di Kabupaten Cirebon menjadi asam dan untuk mengembalikan kesuburan tambak memerlukan waktu 7 sampai 10 tahun. "Sisa pakan udang itulah yang menyebabkan tanah menjadi asam sehingga dengan penanaman mangrove di sekitar tambak diharapkan mampu mengembalikan kesuburan tanah, walapun perlu waktu minimal tujuh tahun," katanya didampingi Kabid Konvervasi Sumber Daya Perikanan Ir Nuzurul Ainy . Selama tiga tahun terakhir, DKP selalu mengimbau petambak untuk tidak menanam udang tetapi mengganti dengan budidaya bandeng, lele dan gurame yang lebih tahan terhadap perubahan kualitas air. "Kita selalu imbau jangan tanam udang tetapi petambak tetap saja mencoba adu untung, karena jika satu kali panen berhasil bisa menutup kegagalan tiga periode sebelumnya," katanya. Selain itu, kesadaran untuk menanam mangrove juga masih rendah sehingga diperlukan sosialisasi terus-menerus minimal masyarakat memelihara tanaman mangrove yang ditanam melalui program Pemerintah. Menurut Aini, dari panjang pantai 54 kilometer baru tertanam mangrove sepanjang 4,8 kilometer atau luasan sekitar 195 hektar saja, hal itu karena keterbatasan anggaran Pemerintah Daerah. Namun, tahun ini Kabupaten Cirebon mendapat bantuan dari Pemprov Jawa Barat berupa program penanaman 35.000 pohon di dua kecamatan yaitu di 326 hektar di Pangenan dan 80 hektar Mundu. "Kita harapkan masyarakat juga mampu menjaga tanaman tersebut agar bisa tumbuh sampai akarnya kuat," katanya. Ia mengakui, hanya ada satu LSM yaitu Mina Citra Lestari di Desa Grogol yang saat ini terus konsisten melakukan pembibitan bakau, namun tetap saja harus didukung program pemerintah karena masyarakat masih mengharapkan upah tanam untuk menghijaukan areal tambak dan kawasan pantai. "Kawasan pantai yang dihijaukan paling tidak selebar 200 meter dari bibir pantai, dan ditambah penanaman di galangan air tambak," katanya, Sementara Purwadi, Ketua Minas Citra Lestari mengungkapkan, pinggiran pantai sekitar muara Bondet sepanjang enam kilometer di Kabupaten Cirebon memerlukan sekitar 50.000 tanaman bakau penyaring berbagai polutan air laut yang sepuluh tahun terakhir semakin banyak. "Secara swadaya kami sudah menanam lebih dari 5.000 tanaman bakau, ditambah 5.000 lagi program Pemkab, sehingga masih perlu dana besar lagi supaya semua pantai terlindungi," katanya. Menurut Purwadi, untuk membuat kualitas air laut lebih baik diperlukan minimal tiga barisan bakau yang ditanam zig-zag sepanjang pantai sehingga jika sudah rimbun maka menjadi tempat yang baik bagi perkembangbiakan ikan dan udang. "Saat ini sedikit-demi sedikit petambak mulai sadar untuk memelihara bakau, tetapi ini perlu diberi dorongan oleh Pemerintah agar penanaman ini semakin luas di sepanjang pantai dan sekitar saluran tambak," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006