Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan M. Fadjroel Rachman mengatakan bahwa Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VoA) dan VoA elektronik (e-VoA) untuk Kazakhstan ke Indonesia mulai berlaku pada 18 Januari 2023.
“Kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim dan jajarannya. Kebijakan ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar layanan keimigrasian semakin cepat, mudah, dan modern," kata Dubes Fadjroel Rachman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Dubes Fadjroel juga mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja cepat, efektif dan efisien untuk melaksanakan arahan Presiden untuk mendorong kenaikan transaksi perdagangan, kedatangan wisatawan dan investor asing ke Indonesia, meningkatkan kerja sama politik, sosial-budaya, pendidikan, serta ekonomi.
Juru bicara presiden periode 2019-2021 itu juga mengatakan bahwa kebijakan VoA dan e-VoA merupakan hadiah istimewa dalam rangka perayaan 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Kazakhstan.
“Alhamdulillah, ini merupakan hadiah istimewa dalam rangka peringatan 30 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kazakhstan pada tahun ini yang mengusung tema memajukan pelayanan, inovasi dan kolaborasi pentahelix," kata dia.
Bahkan kebijakan tersebut, lanjut Fadjroel, sekaligus kabar gembira terutama bagi 4.000-an pendekar pencak silat di seluruh Kazakhstan, mengingat Pencak Silat adalah lokomotif diplomasi budaya Indonesia di Kazakhstan.
Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor IMI-0018.GR.01.01 Tahun 2023 tentang Kebijakan Keimigrasian Mengenai Layanan Visa Kunjungan Saat Kedatangan Elektronik (Electronic Visa on Arrival/ E-VOA), Visa Kunjungan Saat kedatangan (Visa on Arrival), dan Bebas Visa Kunjungan
Upaya tersebut dilakukan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan pada masa pandemi COVID-19.
Kazakhstan merupakan negara terkaya di Asia Tengah dan setiap tahun terdapat sekitar 10 juta turis berkualitas (tinggal lebih lama dan berbelanja lebih banyak) asal Kazakhstan pergi ke seluruh dunia.
"Potensi ini sangat besar untuk dimanfaatkan. Kami menyampaikan kepada Menparekraf Sandiaga Uno dan Deputy Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini bahwa pada 2023 KBRI Astana menargetkan sekitar 10.000 turis Kazakhstan datang ke Indonesia, sebagaimana angka kunjungan sebelum pandemi." kata dia.
Menurut Dubes Fadjroel, umumnya wisatawan berkunjung ke Bali dan Lombok. Fadjroel mengatakan kolaborasi pentahelix (multipihak, red) diperlukan untuk menarik lebih banyak turis berkualitas dan untuk menuju destinasi prioritas wisata lainnya di Indonesia.
Ia juga meyakini bahwa kebijakan imigrasi baru tersebut akan mendorong peningkatan transaksi perdagangan Indonesia-Kazakhstan ke angka signifikan senilai 1 miliar dolar AS (sekitar Rp15,1 triliun), termasuk investasi ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan, tulisnya.
"Insya Allah kerjasama antara Astana Ibu Kota Kazakhstan dan Nusantara Ibu Kota Indonesia segera ditandatangani pada 2023, maka beragam kerja sama akan saling menguntungkan kedua negara", ujar dia.
Dubes Fadjroel juga menginformasikan bahwa Kazakhstan berhasil mengatasi pandemi COVID-19 secara signifikan.
"Kazakhstan juga sudah memberikan kebijakan Bebas Visa kepada Indonesia selama satu bulan. Kebijakan Indonesia memberikan Visa Kunjungan Saat Kedatangan biasa dan elektronik ini merupakan bukti saling percaya dan keinginan bekerja sama dalam tingkatan lebih tinggi dan lebih baik antara kedua negara," kata Dubes Fadjroel
Ia menegaskan optimisme sekaligus menekankan bahwa KBRI Astana kini didesain menjadi KBRI Pelayanan atau The Serving Embassy,
"Tugas utama KBRI Astana adalah melayani, melayani dan melayani." kata Dubes Fadjroel.
Baca juga: KBRI Astana promosikan rendang dan wisata Bali di Kazakhstan
Baca juga: KBRI Astana resmikan Pencak Silat Corner tingkatkan promosi budaya
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2023