Kita patut berbangga karena Sultra menjadi salah satu daerah yang mendapat perhatian dari pemerintah pusat, yang kemudian masuk dalam peringatan 50 Tahun kerja sama Indonesia - URI Amerika Serikat

Kendari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Universitas Rhode Island (URI) Amerika Serikat (AS) kembali melakukan tindak lanjut atas penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), yang dilakukan Gubernur Ali Mazi bersama Presiden URI, David M Dooley pada 2019 lalu, dan dilakukan pertemuan kembali di Jakarta pada Rabu (18/1) 2023.

Sekda Provinsi Sultra, Asrun Lio dalam keterangan tertulis yang diterima di Kendari, Kamis, mengatakan dalam pertemuan antara Pemprov Sultra dengan pihak URI kembali membahas MoU yang mencakup sekitar 11 program kerja sama, yang disaksikan Gubernur Sultra Ali Mazi, Sekda Provinsi dan Ketua Yayasan Sultra Raya Dua Ribu Dua Puluh, Alvin Akawijaya Putra, Rektor Universitas Halu Oleo (UHO), Prof Dr Muhammad Zamrun Firihu dan sejumlah pimpinan OPD lingkup pemprov terkait lainnya.

Selanjutnya, pihak URI dihadiri oleh delegasi Universitas Rhode Island, yang dipimpin Presiden Universitas Rhode Island, Dr Marc Parlange dan didampingi oleh Presiden URI Foundation, Direktur Ikatan Alumni URI, Wakil Rektor untuk Inisiatif Global, Dekan Sekolah Tinggi Teknik, Farmasi, dan Ilmu Lingkungan dan Kehidupan, serta pejabat lainnya dari lingkungan fakultas.

Gubernur Sultra, Ali Mazi mengatakan, dalam peringatan 50 tahun kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan URI, yang awalnya digagas oleh Kedutaan Besar AS di Jakarta dan USAID Indonesia pada tahun 1972, Provinsi Sultra juga mendapatkan kesempatan undangan untuk bertemu dengan delegasi URI guna menjadi bagian dari program kerja sama Indonesia - URI, sehingga lahirlah MoU yang disepakati Pemprov Sultra dan URI pada tahun 2019.

Namun dihadapkan pada pandemi COVID-19, maka sempat tertunda dan pembahasan kembali dilanjutkan.

"Kita patut berbangga karena Sultra menjadi salah satu daerah yang mendapat perhatian dari pemerintah pusat, yang kemudian masuk dalam peringatan 50 Tahun kerja sama Indonesia - URI Amerika Serikat. Tentu kesempatan ini tidak boleh dilepas dan kita harus memanfaatkannya dengan baik, demi kemajuan daerah Provinsi Sultra. Terlebih telah mendapatkan lampu hijau untuk dilanjutkan kembali karena mengingat COVID-19 yang sempat melanda hampir seluruh negara di dunia ini," kata Ali Mazi.

Sekda menjelaskan MoU yang telah disepakati sebelumnya tersebut mencakup sekitar 11 program kerja sama, pertama terkait pendidikan akademik dalam program-program gelar universitas. Kedua, pelatihan jangka pendek oleh dosen dan peneliti universitas. Ketiga, pendaftaran mahasiswa-mahasiswa Sultra pada program tingkat sarjana ataupun pascasarjana. Empat, kegiatan-kegiatan penelitian oleh dosen dan peneliti universitas.

Selanjutnya, keikutsertaan dalam seminar-seminar dan pertemuan-pertemuan akademik. Enam, program-program akademik jangka pendek khusus. Tujuh, konsultasi-konsultasi dan lokakarya penyuluhan. Delapan, proyek pengembangan staf pemerintahan daerah. Sembilan, pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia bidang perpustakaan dan kesehatan daerah Sultra.

"Kesepuluh berupa kerja sama bidang penelitian dan pengembangan keanekaragaman hayati dan keberlanjutan serta konservasi, terutama bidang pertambangan dan perikanan kelautan di Sultra. Sebelas, yakni konservasi keanekaragaman hayati dalam kemitraan bersama dengan Taman Nasional Rawa Aopa, termasuk untuk perlindungan kura-kura kotak Asia Tenggara yang diakui sebagai warisan alam Sultra.

Gubernur Sultra Ali Mazi (tiga kiri) saat bertemu dengan delegasi URI didampingi Sekda Sultra Asrun Lio (kedua kiri) dan Rektor UHO Kendari Prof. Muhammad Zamrun (kanan) di Jakarta, Rabu (18/1/2023) FOTO ANTARA/HO-Pemprov Sultra

Sementara itu, Director Business and Education Partnerships Asia The University of Rhode Island, Brook Williams Ross, MA MBA menyatakan sebelumnya URI juga telah membantu pemerintah Indonesia dalam pengembangan SDM, penelitian dan penyuluhan di seluruh Indonesia di bidang ekonomi biru, kelingkungan, perikanan, kelautan, kehutanan, kesehatan umum, dan mendukung berbagai institusi pemerintah Indonesia, termasuk Bappenas, KKP, LIPI/BRIN, Kemenkes, dan masih banyak lagi.

Ia mengatakan URI adalah universitas negeri dari AS dengan dukungan pemerintah Amerika Serikat. Saat ini URI telah menjadi universitas yang unggul dalam penelitian tentang lingkungan, pesisir dan maritim, dengan misi untuk mengembangkan SDM, penelitian dan penyuluhan di seluruh dunia.

"URI dan Pemerintah Provinsi Sultra telah memiliki MoU yang telah ditandatangani. D imana dalam MoU tersebut telah disetujui bahwa URI dan Sultra berkomitmen untuk membina hubungan kerjasama khususnya dalam bidang Pendidikan, penelitian dan pelatihan. Maka pertemuan ini guna membahas implementasi selanjutnya, yang sebelumnya sempat tertunda," katanya.

Dalam pertemuan itu juga, dilanjutkan dengan kegiatan makan malam bersama, yakni Gubernur Sultra bersama Sekda Provinsi Sultra, Ketua Yayasan Sultra Raya Dua Ribu Dua Puluh, Rektor UHO, sejumlah pimpinan OPD lingkup Pemprov, Presiden URI, para alumni URI, mitra dari pemerintah lainnya, para pimpinan baik Bappenas, Kemendikbud, Kelautan perikanan termasuk dari daerah di antaranya Pemprov Maluku, Pemprov Papua Selatan, Pemprov Papua, Pemprov Kepulauan Riau, Gubernur Aceh dan anggota DPRD, dan juga Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia.

Baca juga: Universitas di AS siapkan 70 ventilator bantu tangani COVID-19 Papua

Baca juga: UII-URI inisiasi pendirian pusat studi air bersih

Baca juga: Sultra tarik apel impor Amerika dari pasar

Baca juga: Sultra dan Korsel kerja sama pemanfaatan energi biomassa

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023