Baca juga: Suplemen berbahan kunyit untuk perkuat kesehatan imun
"Karena takut teroksidasi. Itu bahan akhir untuk flavour, jadi lebih aman ditaruh di akhir karena dia bahan yang memang tidak perlu diolah lagi. Bukan bahan untuk diekstraksi," kata dia dalam kegiatan Jamu Clinic di kawasan Petamburan, Jakarta, Kamis.
Menurut Richard, produksi obat herbal di pabrik pun akan menaruh pemanis pada urutan terakhir dalam pengolahan produk. Madu juga tak direbus atau dipanaskan seperti bahan alami lainnya.
Baca juga: BPOM harap obat berbahan alam kian berkembang
"Ketika buat bahan di pabrik, kan pemanis ditaruh terakhir, tidak dicampur bahan untuk ekstraksi. Jadi ekstraksi itu bahan yang berbeda dengan sesudah dari bentuk kemasan," kata dia yang mengaku belum tahu efek bila madu terlanjur dimasak bersama bahan-bahan lainnya.
Richard menuturkan sama seperti madu, serai juga sebaiknya ditaruh terakhir karena fungsinya sebatas meningkatkan aroma.
"Sama seperti sereh, ditaruh di akhir karena itu bukan simplisia. Bahan tadi simplisia semua kan, kering. Yang satu basah (sereh), itu hanya flavour, supaya aromanya enak," jelas dia.
Menurut Kementerian Kesehatan, simplisia merupakan bahan alami yang dimanfaatkan sebagai ramuan tradisional dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Peralatan untuk merebus simplisia tidak boleh menggunakan logam kecuali stainless steel. Alat merebus simplisia juga sebaiknya terbuat dari kaca, keramik atau porselen.
Baca juga: Resep ramuan penurun demam dan pereda batuk pilek
Baca juga: PDPOTJI rekomendasikan BPOM wajibkan industri periksa mandiri produk
Baca juga: Peneliti: Sulut kaya tumbuhan obat herbal
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023