Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat pagi, melalui telepon memperingatkan Gubernur Propinsi Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah, tentang kegiatan yang dilakukan Presiden Taiwan, Chen Shui-bian, yang melakukan kegiatan yang seharusnya tak boleh dilakukan saat pesawatnya mendarat di Batam, Kamis. "Tadi pagi (Jumat, red) di Lanuma Halim Perdanakusuma, Presiden berkomunikasi dengan Gubernur Propinsi Kepulauan Riau untuk minta laporan tentang kegiatan di luar kegiatan teknis keberadaan pesawatnya di Batam. Presiden memberi peringatan kepada Gubernur Kepulauan Riau tentang keberadaan pesawat ini," kata Menko Polhukam, Widodo AS, kepada pers di Lanuma Halim Perdana Kusuma. Pesawat China Airlines CI-1590 hari Kamis sekitar pukul 14.00 WIB yang membawa Presiden Taiwan, Chen Shui-Bian, melakukan pendaratan di Batam setelah terbang selama delapan jam untuk minta izin mengisi bahan bakar sebelum melanjutkan perjalanan ke negaranya. Namun ternyata Presiden Taiwan melakukan kegiatan seperti meninjau pelabuhan. "Kita sesalkan hal itu," kata Widodo sambil mengingatkan seluruh jajaran pemerintahan pusat dan daerah bahwa pemerintah Indonesia tetap menganut "One China Policy", yaitu mengakui pemerintah RR China sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah di wilayah itu. Kebijakan ini harus dipahami oleh seluruh jajaran pemerintahan baik di pusat maupun daerah, tegas mantan Panglima TNI tersebut. Ia menyebutkan bahwa kebijakan "One China Policy" itu harus menjadi acuan bagi seluruh jajaran pemerintahan dalam melaksanakan kegiatannya dengan berbagai pihak. "Pada dasarnya kita memberikan izin untuk kepentingan teknis (mengisi bahan bakar, red). Namun kalau ada kegiatan di luar kepentingan teknis, maka ini bisa memberikan persepsi yang bias tentang kebijakan politik luar negeri kita," kata Widodo. Ia mengatakan izin yang dikeluarkan Departemen Perhubungan bagi pesawat tersebut untuk mendarat di Batam adalah hanya untuk mengisi bahan bakar. Seharusnya proses pengisian bakar bisa selesai dalam beberapa jam misalnya dua hingga tiga jam. Namun kata Menko Polhukam, ternyata pesawat yang membawa kepala negara Taiwan masih berada di Batam hingga Jumat pagi. "Pesawat ini baru akan terbang Jumat pagi," kata Widodo. Kegiatan yang dilakukan Presiden Taiwan itu sangat disesalkan pemerintah Indonesia, kata purnawirawan TNI AL berbintang empat tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2006